Fikria Aini
Kamis, 21 April 2011
ANDROID
PENGERTIAN ANDROID .
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.
Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).
SEJARAH ANDROID
Pada Juli 2000, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc. bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubi, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Saat itu banyak yang menganggap fungsi Android Inc. hanyalah sebagai perangkat lunak pada telepon seluler. Sejak saat itu muncul rumor bahwa Google hendak memasuki pasar telepon seluler. Di perusahaan Google, tim yang dipimpin Rubin bertugas mengembangkan program perangkat seluler yang didukung oleh kernel Linux. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa Google sedang bersiap menghadapi persaingan dalam pasar telepon seluler.
2007-2008: Produk awal
Sekitar September 2007 sebuah studi melaporkan bahwa Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler (akhirnya Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon pintar yang menggunakan Android pada sistem operasinya. Telepon seluler ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari 2010).
Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam program kerja Android ARM Holdings, Atheros Communications, diproduksi oleh Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc. Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA mengumumkan produk perdana mereka, Android, perangkat mobile yang merupakan modifikasi kernel Linux 2.6. Sejak Android dirilis telah dilakukan berbagai pembaruan berupa perbaikan bug dan penambahan fitur baru.
Telepon pertama yang memakai sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di dunia ini paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang menggunakan Android.
Android versi 1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.
Android versi 1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.
Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel; pengadaan resolusi VWGA.
Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.
Untuk bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikut, Google melakukan investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik (killer apps - aplikasi unggulan). Kompetisi ini berhadiah $25,000 bagi setiap pengembang aplikasi terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang tiap tahapnya dipilih 50 aplikasi terbaik.
Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem operasi Android dalam situs Internet juga dianggap penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.
Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Fitur Android
Fitur yang tersedia di Android adalah:
* Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.
* Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat mobile.
* Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.
* SQLite: untuk penyimpanan data.
* Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3,
AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)
* GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (hardware dependent)
* Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer (tergantung hardware)
Android bagi komunitas sumber terbuka (open source)
Android memiliki berbagai keunggulan sebagai software yang memakai basis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga pengguna bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Android memiliki aplikasi native Google yang terintegrasi seperti pushmail Gmail, Google Maps, dan Google Calendar.
Para penggemar open source kemudian membangun komunitas yang membangun dan berbagi Android berbasis firmware dengan sejumlah penyesuaian dan fitur-fitur tambahan, seperti FLAC lossless audio dan kemampuan untuk menyimpan download aplikasi pada microSD card. Mereka sering memperbaharui paket-paket firmware dan menggabungkan elemen-elemen fungsi Android yang belum resmi diluncurkan dalam suatu carrier-sanction firmware.
Rabu, 20 April 2011
Obat Herbal
1. Obat HERBAL UNTUK PENYAKIT ASMA
Ramuan yang Bisa Digunakan untuk Mengobati Penyakit Asma,antara lain:
Ramuan I
Bahan-bahan
Untuk obat dalam, sediakan kencur secukupnya, dau sendok makan madu, dan satu butir telur ayam. Sementara itu, untuk obat luar, sediakan tujuh lembar daun sirih, satu sendok teh lada putih, dan minyak kayu putih.
Cara membuat
Kencur dicuci bersih, lalu diperut dan diperas. Hasil perasan kencur dicampur dengan madu dan telur ayam, lalu dikocok. Sebelum diminum, campuran ini didiamkan sebentar. Ramuan ini digunakan sebagai obat dalam. Sementara itu, ramuan obat luar dibuat dengan menggerus daun sirih dan lada putih hingga lumat dan halus. Hasil gerusan tadi dicampur dengan minyak kayu putih secukupnya. Penggunaannya dilakukan dengan cara membalurkan ramuan ini di dada dan leher.
Ramuan II
Bahan-bahan
Enam lembar daun randu (kapuk) yang masih muda dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Daun randu dicuci bersih lalu digiling hingga halus. Hasil gilingan daun randu diseduh dengan secangkir air panas dan ditambahkan madu. Air seduhan tersebut disaring.
Cara memakai
Dosis yang dianjurkan cukup dua kali sehari sebayak dua sendok makan. ramuan ini diminum dalam keadaan hangat-hangat kuku.
Ramuan III
Bahan-bahan
Sepuluh siung bawang putih dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Bawang putih dikupas dan dicuci bersih, Kemudian dipotong-potong agak tipis. Hasil irisannya direbus dengan dua gelas air sampai tersisa hanya sekitar seperempat gelas. Air rebusan didinginkan, lalu disaring. Sebelum diminum, ditambahkan madu.
Cara memakai
Dosis yang dianjurkan tiga kali sehari sebanyak setengah gelas.
Ramuan IV
Bahan-bahan
Satu genggam daun tanjung muda dan dua sendok makan kikisan kayu cendana.
Cara membuat
Daun tanjung muda dikeringkan dan dijadikan serbuk. Serbuk daun tanjung dicampur dengan kikisan kayu cendana.
Cara memakai
Jika penyakit asma kambuh, isaplah ramuan ini beberapa kali.
Ramuan V
Bahan-bahan
Delapan lembar daun sirih, dua belas lembar daun akar gamat, dua puluh butir biji buah putat, tiga puluh butir lada putih, dan tiga sendok teh minyak kayu putih.
Cara membuat
Semua bahan dicuci hingga bersih, lalu ditumbuk sampai halus. Campuran bahan yang sudah halus diremas-remas sambil dicampur dengan minyak kayu putih.
Cara memakai
Ramuan ini dibalurkan ke bagian dada dan punggung penderita asma.
Ramuan VI
Bahan-bahan
Tujuh lembar daun sambiloto, satu sendok teh saga manis, satu sendok teh bunga belimbing, tujuh biji cengkih, tujuh biji kemukus, dan satu jari tangan kayu manis.
Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin, air rebusan tersebut disaring.
Cara memakai
Ramuan ini diminum tiga kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum.
Ramuan VII
Bahan-bahan
Sepuluh batang sereh dan gula secukupnya.
Cara membuat
Batang sereh dicuci bersih, lalu dimemarkan. Setelah itu, batang sereh direbus dengan lima gelas air, lalu ditambahkan gula secukupnya. Setelah tersisa sekitar dua setengah gelas, air rebusan diangkat dan didinginkan.
Cara memakai
Ramuan ini diminum empat kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum.
Ramuan VIII
Bahan-bahan
Satu atau dua buah mengkudu yang sudah matang, wortel, dan jeruk lemon secukupnya
Cara membuat
Buah mengkudu yang sudah matang dicuci bersih, dipotong-potong kecil, lalu dibuat jus dengan cara di-blender. Wortel dan jeruk lemon juga dibuat jus masing-masing sebanyak satu gelas. Jus wortel dan jeruk lemon ditambahkan ke dalam jus mengkudu, lalu diaduk secara merata.
Cara memakai
Ramuan ini diminum tiga kali sehari secara teratur.
Ramuan IX
Bahan –bahan
Dua buah mengkudu yang sudah matang, satu siung jahe, dan madu secukupnya.
Cara membuat
Buah mengkudu dan jahe dicuci bersih, lalu dipotong-potong. Setelah itu, di-blender dan ditambahkan air secukupnya, lalu direbus hingga mendidih. ke dalam rebusan tersebut ditambahkan madu secukupnya, lalu diaduk hingga merata. Ramuan ini dapat diminum dalam keadaan hangat.
Ramuan X
Bahan-bahan
Lima belas gram jahe, dua ratus gram lobak, dan dua sendok makan madu.
Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu di-blender dan ditambahkan madu. Aduk hingga merata, dan dapat segera diminum.
Cara memakai
Dapat diminum 2 kali sehari secara teratur.
Ramuan XI
Bahan-bahan
Lima belas gram jahe, sepuluh gram daun jinten, satu ibu jari kayu manis, lima belas gram umbi bidara upas, empat butir kemukus, dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu direbus dalam 600 ml air hingga tersisa sekitar 300 ml. kemudian, larutan tersebut disaring dan ditambahkan madu, lalu diaduk hingga merata.
Cara memakai
Dapat diminum 2 kali setiap hari.
Ramuan XII
Bahan-bahan
Lima gram jahe dan tiga puluh gram sambung nyawa.
Cara membuat
Jahe dikupas lalu bersama sambung nyawa dicuci bersih. Setelah itu, direbus dalam 500 ml air hangat hingga tersisa sekitar 250 ml, lalu disaring.
Cara memakai
Air rebusannya diminum selagi hangat sebanyak 2 kali setiap hari.
Selain perawatannya dengan berbagai ramuan tradisional, penderita asma dianjurkan untuk tidak merokok, mengurangi makanan atau minuman dingin, tidak mandi terlalu malam, serta menjaga emosi dan stamina supaya tetap stabil.
2. Batu Ginjal
Aren, Sinonim: Arenga sacchrifera Labill. Familiar Arecaceae (Palmae).
Aren tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm. sebagian batang yang cukup panjang berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, di bagian bawah terdapat lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol. jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali, cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12 – 15 mm. Bunga betina berdiri sendiri, hampir bulat seperti bola. Buah buni bulat peluru, dengan Ujung pesok ke dalam. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam 1 – 1400 m di atas permukaan laut. Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman dapat dipakai, akarnya sebagai bahan anyaman dan cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya untuk tongkat jalan dan usuk genting, sayur-mayur, tulang daun untuk sapu dan kranjang, daun muda untuk mengganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, genting, keranjang, sapu, sikat, terasnya dibuat “sagu”. Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, kemudian dibuat gula (gula jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka, bijinya dibuat manisan dan dimakan (kolang-kaling). Bagian yang digunakan tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar.
Nama Daerah:
Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau, Biluluk (Minangkabau); Kawung, Taren (Sunda); Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (Bali); Meka (Sawu); Moke, Huwat (Flores); Akel, Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate).
Nama Simplisia:
Arengae pinnatae Radix; Akar Aren.
Ramuan: Akar Aren 2 gram, Daun Keji beling 3 gram, Akar Alang-alang 3 gram, Herba Meniran 3 gram, Air 20 ml.
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian Diminum 1 kali sehari, 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari atau sampai batu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun kumis kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.
3. Demam berdarah
Demam berdarah disebabkan virus dengan perantaraan nyamuk aedes aegypti. Gejala demam berdarah adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba, sakit perut, batuk, kerongkongan sakit, dan sesak napas. Pada kulit penderita timbul bintik-bintik merah yang kadang diikuti pula dengan berak darah, pendarahan dari hidung, dan perndarahan pada bagian putih mata.
Beberapa ramuan untuk penobatan demam berdarah
(Pilih salah satu resep di bawah ini ):
Ramuan Obat Tradisional 1 :
Buatlah jus yang terdiri dari jambu klutuk/jambu biji secukupnya, 10 gram kunyit, dan 10 gram temu lawak.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 2 :
30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Pemakaian : Minum selagi hangat sebanyak 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 3 :
Rebus 30 gram daun patikan kebo dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Pemakaian : Minum selagi hangat 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 4 :
Jika demam tinggi: 60 gram daun sambiloto direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Pemakaian : Minum airnya selagi hangat, konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 5 :
Lubangi ujung 1 butir buah kelapa. Peras 1 butir jeruk nipis, lalu masukkan airnya ke dalam kelapa.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Ramuan Obat Tradisional 6 :
10 gram meniran dan 10 gram pegagan dicuci bersih, lalu rebus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas air.
Pemakaian : Minum 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
4. PENYAKIT GONDOK / PAROTITIS EPEDEMIKA
Gondok atau orang menyebutnya dengan istilah gondongan atau beguk atau dalam bahasa medis Parotitis epedemika, adalah jenis penyakit yang belum diketahui secara tepat penyebabnya. Yang jelas bibit penyakit ini termasuk golongan virus. Penyakit ini sering timbul sebagai wabah dan banyak menyerang anak-anak pada usia 6-12 tahun. Masa tunasnya antara 2- 3 minggu, dan penyakit gondok ini termasuk jenis penyait yang menular.
Gejala-gejala yang sering timbul pada penderita penyakit gondok :
* Kelenjar ludah telinga / parotitis kelihatan bengkak.
* Mulut terasa tegang dan nyeri, terutama bila mengunyah dan menelan.
* Seringkali muntah-muntah dan nafsu makan berkurang.
* Suhu badan naik.
* Kadang-kadang telinga serasa berdengung.
Pengobatan penyakit gondok dengan pengobatan herbal :
1. Daun tarum 1/3 genggam, daun halur 1/4 genggam, daun tempuh wijang 1/3 genggam. Semua bahan ini dicuci bersih lalu digiling halus-halus. Bubuhilah dengan minyak gandapura 2 sendok makan. Gunakanlah ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit, 2 kali sehari atau sebanyak yang diperlukan.
2. Daun simbar menjangan 2 lembar, dicuci lalu digiling halus-halus berilah garam dan air secukupnya. Gunakan ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kali sehari.
3. Daun dan buah mandu masing-masing 5 lembar dan 2 buah, mesoyi 2 jari, semua bahan dicuci dan ditumbuk halus. Remas-remas dengan air garam secukupnya. Gunakan ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kali sehari. Sebanyak yang diperlukan.
4. Daun terup 3/4 genggam, daun belimbing buluh 1/2 genggam, bawang merah 3 butir. Kesemua bahan ini dicuci hingga bersih, lalu diremas dengan air cuka 3 sendok makan. Gunakanlah ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kai sehari sebanyak yang diperlukan.
5. Hepatitis
Bahan-bahan tanaman obat untuk membantu proses perbaikan fungsi hati biasanya bersifat hepatoprotektif. Bahan-bahan itu antara lain kurkumin yang bisa diperoleh dari temulawak dan kunyit, filantin dari meniran, silimarin dari widuran, aukubin dari daun sendok, glycyrrhisic acid dari saga, minyak asiri dari bawang putih, krisofanol dari kelembak, gingerol dari jahe, wedelolakton dari urang-aring, andrografolid dari sambiloto, dan sianidol dari zat samak.
Beberapa Contoh Ramuan
Banyak resep ramuan tanaman obat, salah satunya dari Dr. Setiawan Dalimartha, bermanfaat untuk memperbaiki fungsi hati. Beberapa di antaranya disajikan karena bahan-bahannya mudah didapat. Namun, sebaiknya penderita tetap melakukan konsultasi pada dokter bila memakai resep-resep ini:
Ramuan 1
Bahan
- satu jari batang brotowali
- tiga gelas air
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Cucilah batang brotowali lalu potong-potong seperlunya. Rebuslah dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah dan tambahkan sesendok madu. Minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.
Ramuan 2
Bahan
- 9-15 gram batang bugenfil yang telah dikeringkan
- tiga gelas air
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Setelah dibersihkan, potonglah batang bugenfil tipis-tipis. Masukkan dalam panci email sembari ditambah tiga gelas air. Rebus sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah. Minumlah air saringan setelah ditambah madu. Air saringan diminum dua kali sehari, pagi dan sore, masing-masing setengah gelas.
Ramuan 3
Bahan
- segenggam daun pare segar
- satu cangkir air matang
- garam secukupnya
Cara Membuat
Cuci bersih daun pare dan bilaslah dengan air matang. Tumbuklah daun sampai halus sambil ditambah air satu cangkir. Aduk sampai merata dan tambahkan sedikit garam. Saringlah ramuan itu dan minumlah pada pagi hari sebelum makan.
Catatan: Resep ini jangan digunakan bila sedang hamil karena dapat menyebabkan keguguran.
Ramuan 4
Bahan
- dua buah tomat masak
- gula pasir secukupnya
Cara Membuat
Setelah dicuci, potong-potonglah buah tomat untuk dijadikan jus. Namun, bila tidak mempunyai alatnya, buah tersebut bisa direbus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, lumat atau giling, kemudian diperas. Air perasan ditambahi sediki gula baru kemudian diminum dua kali sehari.
Ramuan 5
Bahan
- tiga buah mengkudu masak atau segenggam kulit mengkudu
- selembar daun pisang
- sepotong kain
- cuka secukupnya
Cara I
Buah mengkudu dicuci lalu dibilas dengan air matang. Parut dan peraslah dengan sepotong kain. Air perasan diminum.
Cara II
Untuk pemakaian luar, kulit mengkudu ditumbuk halus lalu diaduk dengan sedikit cuka. Bungkus ramuan dengan daun pisang. Panaskan sebentar di atas api atau dikukus. Dalam keadaaan hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada perut kanan atas, tempat hati yang sedang membengkak dan sakit.
Ramuan 6
Bahan
- satu sendok makan biji pepaya
- tiga jari tangan buah pepaya mengkal
- madu secukupnya
Cara Membuat
Biji dan buah pepaya diblender atau tumbuk bijinya sampai halus sementara buahnya diparut. Adonan tersebut dijadikan satu ditambah madu secukupnya, lalu diminum.
Catatan: Wanita hamil dilarang minum ramuan ini karena bisa menyebabkan keguguran.
Ramuan 7
Bahan
- wortel segar secukupnya
Cara Membuat
Wortel dibersihkan lalu dicuci dengan air matang. Potong seperlunya dan buatlah menjadi jus. Bisa juga wortel diparut dan hasilnya diperas, kemudian disaring sampai terkumpul sampai satu gelas. Sari wortel tersebut bisa langsung diminum.
Catatan: Kebanyakan makan wortel bisa menyebabkan warna kulit menjadi kuning. Bila hal itu terjadi, hentikan minum ramuan untuk sementara waktu. Warna kulit pun akan normal kembali.
Ramuan 8
Bahan
- dua jari rimpang segar temulawak
- madu secukupnya
Cara Membuat
Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu dicuci bersih. Bilas dengan air matang kemudian diparut. Tambahkan setengah cangkir air hangat dan satu sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan saringlah. Air saringan diminum sehari dua kali sehari.
Ramuan 9
Bahan
- satu jari rimpang kunyit
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Rimpang kunyit dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air pada parutan. Parutan kemudian disaring dan tambahkan madu. Minumlah tiga kali sehari.
obat herbal, obat herbal hepatitis, obat penyakit hepatitis b, obat untuk hepatitis, obat tradisional hepatitis, sakit fungsi hati, ramuan obat penyakit hepatitis, ramuan tradisional, cara membuat ramuan tradisional sakit hepatitis, obat alami penyakit hepatitis a b c, apa itu hepatitis, tanaman obat, resep tradisional ramuan obat
6.Obat Sakit Jantung Dengan Ramuan Alami Tradisional
Sukun termasuk dalam genus Artocarpus (famili Moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab di kawasan Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar, dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 – 3 kg. Buah sukun bisa digunakan untuk bahan pangan. Orang biasa memanfaatkannya untuk makanan ringan, semisal direbus, digoreng, atau dibuat keripik dan kolak. Ada juga yang memanfaatkannya sebagai bahan baku tepung dan mi.
Tak banyak orang yang menanamnya. Selain kurang “menjual”, masyarakat belum begitu tahu manfaat tanaman tersebut. Sering dijumpai orang menebang pohon tersebut di pekarangannya, dan menggantinya dengan tanaman lain seperti pisang atau mangga. Tapi sesungguhnya sukun sangat bermanfaat. Daunnya mempunyai khasiat buat kesehatan, efektif untuk mengobati berbagai penyakit seperti liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, pembesaran limpa, jantung, dan ginjal. Bahkan, masyarakat Ambon memanfaatkan kulit batangnya untuk obat mencairkan darah bagi wanita yang baru 8-10 hari melahirkan.
Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan. Menyelamatkan Ginjal Ada juga yang menjadikan daun tersebut sebagai alternatif untuk menyelamatkan ginjal yang sakit. Caranya mudah, tapi harus telaten.
Langkah awal, siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika pun tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh.
Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya.
Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus.
Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.
Daun sukun juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Caranya, ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal.
Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari.
Beberapa pakar obat tradisional memang meragukan khasiat daun sukun. Namun masyarakat sudah percaya dan membuktikan khasiat daun sukun yang dapat menyembuhkan penyakit jantung dan ginjal.
Dalam buku Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor, tanaman ini tidak termuat. Satu-satunya literatur yang mengungkap efek diuretik dan kardiotonik sukun hanya buku Indian Medicinal Plants. Itu pun hanya menyangkut buahnya. Apakah bahan kimia yang dikandungnya itu berkhasiat ?
Tentu saja masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang terkait, karena memang obat tradisional dari tanaman dipercaya walaupun awalnya hanya cerita dari mulut ke mulut. Jadi, penelitian itu amat penting bagi dunia kesehatan.
7. Maag
Gejala:
Perut terasa perih dan mual akibat terlambat makan
Penyebab:
Pola makan tidak teratur.
Gangguan pencernaan / lambung
Bahan Obat:
Kacang hijau 1/4 kg
Pengolahan:
Kacang hijau dicuci bersih, kemudian dijemur / keringkan.
Setelah itu digoreng tanpa menggunakan minyak / sangrai hingga terlihat matang.
Setelah matang angkat dan tumbuk hingga halus.
Hasil tumbukan / bubuk kacang hijau tadi yang digunakan sebagai ramuan.
Setiap hari gunakan satu sendok makan bubuk kacang hijau tadi dicampur air putih segelas. Minum hingga sakit berangsur hilang /sembuh.
8. Radang Usus
Gastrocolitisulceratif umumnya memiliki gejala nyeri ulu hati yang terasa sampai punggung disertai BAB (buang air besar) lengket dan berlendir. Radang terjadi dari lambung sampai usus besar disertai penipisan dinding saluran cerna.
Resep Obat Herbal Tradisional ini mungkin dapat membantu mengatasi radang usus Anda.
Bahan:
· Laos 5 gram (3 jari)
· Temulawak 5gram (3 jari)
· Kayurapet 1 gram (1 sendok teh)
· Adas 3 gram (3 sendok teh)
· DaunSembung 1,5 gram
· DaunSalam 1,5 gram (5lembar)
Cara membuat ramuan herbal:
Rebus semua bahan dalam 2 gelas air hingga sisa 1 gelas. Minum selagi hangat antara pukul 19.00-20.00. Gunakan kuali tanah liat atau panci logam berlapis (email) untuk perebusannya. Ganti bahan tiap kali membuat.
Konsumsi 3-6 bulan dalam 2 minggu pertama perut dan pencernaan mungkin terasa lebih nyaman.
Hindari makanan berbahan ketan selama 1-1,5 tahun karena menyebabkan luka saluran cerna tidak dapat menutup meski diobati. Selain itu hindari pula konsumsi makanan yang bersifat merangsang seperti kopi, cokelat atau rokok
Periksakan diri Anda secara berkala terutama ke dokter spesialis penyakit dalam (internis).
9. Flu
Flu merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala demam secara mendadak, otot-otot sakit , badan terasa dingin, sakit kepala ,batuk, pilek, dan badan terasa lemah.
Flu disebabkan oleh virus Influenza. Influenza sangat mudah menular dan biasanya berjangkit saat udara dingin/lembap, yaitu saat musim hujan.
Saat kondisi badan dalam keadaan baik, serangan influenza tidak akan menimbulkan akibat yang terlalu berat. Namun ketika kondisi tubuh lemah, virus influenza mudah menyerang dan mengakibatkan keadaan parah yang jika tidak segera teratasi dapat menyerang otak dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri di kepala, insomnia, menurunnya kesadaran, kejang, depresi mental, radang saraf, dan lain-lain.
Pengobatan (Pilih salah satu resep di bawah ini):
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 1 :
15 gram jahe dan 2 batang daun bawang putih direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 2 :
10 gram bawang putih, 10 gram bawang merah, dan 10 gram jahe diiris-iris lalu diseduh dengan air mendidih kemudian tempatnya ditutup selama 15 menit. Setelah itu, jahenya dibuang, sedangkan bawang putih dan bawang merahnya bisa dimakan dan airnya diminum.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 3 :
30-60 gram sawi tanah dan 10-15 gram bawang putih direbus dengan air secukupnya kemudian airnya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 4 :
60 gram tanaman sawi tanah dan 15 gram bawang putih direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusannya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 5 :
Peras 1 buah jeruk purut matang yang berair, lalu seduh airnya dengan 60 ml air panas.
Pemakaian : Minum sekaligus selagi hangat.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 6 :
Cuci bersih 15 gram daun gandola segar, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan sedikit garam sambil diaduk hingga larut.
Pemakaian : Minum sekaligus.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 7 :
Parut ¼ butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, lalu campurkan. Setelah itu, tambahkan 1 gelas air matang, lalu peras.
Pemakaian : Minum 1 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 8 :
Siapkan 2,5 cm rimpang jahe (dikupas dan diparut), ½ sendok teh cabai bubuk kering, 2 sendok makan air jeruk lemon, 1-2 siung bawang putih (digerus halus), dan madu sesuai selera. Rebus jahe dengan 2 gelas air, kecilkan api, dan biarkan selama 5 menit. Tambahkan cabai bubuk dan rebus kembali selama 1 menit. Angkat ramuan, lalu tambahkan air jeruk lemon, bawang putih, dan madu. Diamkan sebentar, lalu saring.
Pemakaian : Minum hangat-hangat.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 9 :
Rebus 100 gram jahe segar yang diiris-iris beserta dengan 1 batang kayu manis yang dipecah-pecah, 1 sendok teh ketumbar , 3 buah cengkih, dan 1 iris jeruk lemon dengan 500 ml air. Setelah mendidih biarkan selama 15 menit. Angkat, saring. Untuk menambah rasa, dapat ditambahkan madu.
Pemakaian : Minum hangat, 1 cangkir setiap 2 jam.
Catatan:
kami menyediakan informasi pengobatan herbal alami dan obat tradisional. Kami menyarankan untuk mengkonsultasikan penyakit Anda kepada dokter dan mengkonsultasikan pengobatan yang Anda terima kepada Apoteker.
10.Masuk Angin
Obat Herbal Masuk Angin
Masuk angin dapat disebabkan oleh kehujanan, kurang tidur, terkena angin malam, dan perut kosong atau pencernaan terganggu. Biasanya masuk angin merupakan gejala dari adanya penyakit lain seperti influenza, gangguan pencernaan atau malaria.
Masuk angin merupakan gangguan umum yang dapat terjadi pada setiap orang. Gejala masuk angin adalah perut kembung, kepala pusing, berkeringat dingin, dan lain-lain. Biasanya masuk angin juga di iringi rasa mual dan terasa pahit jika lidah mengecap makanan.
Pengobatan (Pilih salah satu ramuan obat herbal masuk angin di bawah ini):
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 1 :
200 gram ubi merah (dikupas dan di potong-potong), 15 gram jahe merah/jahe biasa, 1 butir biji pala (dimemarkan), 5 butir cengkeh, 10 butir kapulaga, 1 ibu jari kayu manis, 10 butir merica, dan gula merah secukupnya direbus dengan air secukupnya. Tunggu hingga airnya hangat lalu diminum dan ubinya dimakan.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 2 :
25 gram kencur, 15 gram jahe, dan 3 butir kapulaga direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tunggu hingga air rebusannya hangat lalu diminum.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 3 :
2 pilah daun pepaya dicuci bersih lalu direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tunggu hingga air rebusannya hangat lalu diminum.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 4 :
80 gram daun lidah buaya, 15 gram jahe, 20 gram kencur, dan 25 gram temu lawak direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc kemudian diminum selagi hangat.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 5 :
Rebus dalam 600 ml air bahan yang terdiri dari : 30 gram lengkuas yang telah diiris-iris, 20 gram jahe yang telah diiris-iris, 2 batang serai, 10 butir cengkih, 6 butir kapulaga, dan gula aren secukupnya. Rebus hingga tersisa 300 ml, lalu saring.
Pemakaian : Minum hangat-hangat, 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 6 :
Rebus bahan-bahan yang terdiri dari : 25 gram lempuyang yang telah diiris-iris, 25 gram bangle, 5 gram pala yang telah ditumbuk halus, dan 1 sendok teh lada yang telah ditumbuk halus. Bahan direbus dalam 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Pemakaian : Minum hangat-hangat, 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 7 :
Siapkan bahan yang terdiri dari : 5 buah cabai jawa, 10 gram daun mint, 10 gram kulit jeruk purut, 25 gram temulawak. Bahan-bahan direbus dengan 600 ml air, hingga tersisa 300 ml air lalu disaring
Pemakaian : minum hangat-hangat, 2 kali sehari.
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)
Mahoni ditemukan tumbuh liar di hutan jati, di tempat-tempat yang dekat dengan pantai atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman ini berasal dari Hindia Barat dan dapat tumbuh subur di pasir payau dekat pantai.
Pohon, tinggi 5-25 m, batangnya bulat, banyak percabangan, kayunya bergetah dan berakar tunggang. Daun majemuk menyirip genap. Helaian anak daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua menjadi hijau. Bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga berbentuk silindris, berwarna coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain, berbentuk sendok, berwarna hijau. Mahkota silindris, berwarna kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari berwarna putih dan kuning kecoklatan. Mahoni berbunga setelah umur 7 tahun. Buahnya buah kotak, berbentuk bulat telur, berlekuk lima, berwarna coklat. Bijinya pipih, berwarna hitam atau coklat.
Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran. Mahoni dapat diperbanyak dengan biji.
kandungan Kimia
Mahoni mengandung saponin dan flavonoida
Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah biji yang dikeringkan, lalu digiling halus sampai menjadi serbuk.
Indikasi
Biji digunakan untuk pengobatan:
* Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
* Kencing manis (Diabetes Mellitus)
* Tidak nafsu makan
* Rematik
* Demam, masuk angin dan
* Eksim
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/2 cangkir air panas.
Mahoni tidak pernah digunakan untuk obat luar.
Pemakaian
11. Tekanan Darah Tinggi
Keringkan 8g biji mahoni segar, lalu giling sampai halus. Seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi menjadi 2 bagian. Untuk pengobatan minum ramuan ini pagi dan sore.
Seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/2 cangkir air panas. Selagi hangat, tambahkan 1 sendok makan madu, aduk lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari tergantung tingginya tekanan darah.
12. Kencing Manis
Seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/3 cangkir air panas. Minum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. lakukan 2-3 kali sehari.
13. CARA HERBAL MENGOBATI ASAM URAT - RHEUMATIKPara Ahli Herbal/Toga banyak yang menggunakan KUNIR PUTIH (Curcuma Zedoaria) untuk mengobati Asam urat-Rheumatik karena secara Klinis Kunir Putih banyak mengandung ALP : Anti Lipid Peroksidasi yang dapat menetralisir/mengurangi kelebihan Zat-zat tertentu di dalam tubuh. baik juga untuk mengobati : Darah tinggi, Diabetes dan Jantung koroner.
Kunir Putih(curcuma zedoaria) juga mengandung : Ribozome In Acting Protein/RIP serta Curcumin Anti Inflamasi untuk pengobatan penyakit kronis lainnya seperti : Tumor, Kanker, Polip, Amandel, Maag, Ambeien, Bronkhitis, Keputihan, Nyeri haid.
Cara membuat/mengolah Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) sebagai berikut :
* Beberapa siung Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) dicuci sampai bersih, adapun kulitnya jangan dikupas. Setelah bersih diiris tipis-tipis seperti mengiris bawang kemudian hasil irisan tersebut dijemur sampai kering. Setelah kerig ditumbuk atau digiling hingga menjadi bubuk halus.
Cara minum Kunir Putih (Curcuma Zedoaria) ada 2 cara :
1. Dengan cara Seduh : Campurkan 1 sendok teh (diperes) bubuk Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) dengan setengah gelas (200ml) air hangat, aduk sampai rata lalu diminum.
2. Dengan cara Kapsul : Masukkan 1 sendok teh (diperes) bubuk Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) kedalam kulit kapsul kosong(bisa dibeli di Apotik) kemudian minum dengan air hangat.
Aturan Minum Kunir Putih (Curcuma Zedoaria) :
Pengobatan : 3 kali sehari (1 kapsul/1 sendok teh) sesudah makan.
Pencegahan : 1 kali sehari (1 kapsul/1 sendok teh) sesudah makan.
Peringatan : Tidak untuk ibu hamil, ibu menyusui bayi yang berusia kurang dari 5 bulan. dan Anak dibawah usia 2 tahun.
Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus B.B.S)
Kumis kucing tumbuh liar di sepanjang anak sungai dan selokan atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl.
Terna, tahunan, tumbuh tegak, tinggi 50-150 cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam.
Kumis kucing dapat diperbanyak dengan biji atau setek batang.
Sifat dan Khasiat
Herba kumis kucing rasanya manis sediit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran kencing.
kandungan Kimia
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri.
Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan.
Indikasi
Herba kumis kucing digunakan untuk pengobatan:
* Infeksi ginjal akut dan kronis
* Infeksi kandung kencing (sistitis)
* Kencing batu
* Sembaba karena timbunan cairan di jaringan (edema)
* Kencing manis (diabetes mellitus)
* Tekanan darah tinggi (hipertensi)
* Rematik gout
Cara Pemakaian
Rebus 30-60 g herba kering atau 90-120 g herba segar, lalau minum air rebusannya. Herba kumis kucing yang kering ataupun yang segar juga bisa diseduh, lalu diminum seperti teh.
Efek Farmakologis
1. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara in vitro sebagai berikut:
* Kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing dipengaruhi oleh kadar kalium dalam cairan infus dan kemungkinan adanya senyawalain yang menambah kelarutan kalsium batu ginjal.
* pada kadar infus 0.5%, 1% dan 2% kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung lebih baik daripada infus daun kumis kucing.
* Pada kadar infus 5%, 7.5% dan 10%, kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun kumis kucing lebih baik daripada infus daun tempuyung (Agus Tri Cahyo, FF UGM 1990)
2. Pada uji toleransi glukosa oral, pengaruh infus kombinasi daun sambiloto dan daun kumis kucing dibandingkan dengan infus kedua tumbuhan secara tunggal terhadap perubahan kadar glukosa darah kelinci diperoleh hasil sebagai berikut:
* Pemberian infus daun kumis kucing 0.129 g/kg bb tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan kontrol
* Pemberian infus daun sambiloto 0.3 g/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci secara nyata.
* Pembierian infus kombinasi (daun kumis kucing 0.129 g/kg bb dan daun sambiloto 0.3 g/kg bb) mempunyai efek penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan infus daun sambiloto saja, bahkan mempunyai efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamid (Minggawati, FF WIDMAN 1990)
3. Berdasarkan perbandingan khasiat peluruh kecing (diuretik) infus daun muda dan daun tua tanaman kumis kucing pada kelinci, diperoleh hasil bahwa infus 20% daun muda yang paling efektif sebagai diuretik (terutama pada menit ke -45). Selanjutnya, tidak ada peningkatan. Kesimpulannya, daun muda lebih efektif sebagai diuretik, awal kerja yang cepat dan masa kerja yang relatif singkat (Ninuk Kus Dasa Asiafri Harini, JB FMIPA UNAIR 1989).
4. Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam daun tua yang berbunga (0.365%), sedangkan yang terkecil berasal daru daun muda yang berbunga putih (0.095%).
Contoh Pemakaian
14. Infeksi ginjal, sembab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi.
Cuci herba segar kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30g, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
15. Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyang-anyangan)
Sediakan herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Seteelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
16. Kencing Batu
Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Sambiloto (Andrographis paniculata Burm. f. Nees)I. Nama Daerah
Sumatera : pepaitan (Melayu); Jawa : ki oray, ki peurat, takilo, (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa); Indonesia : sambiloto.
II. Nama Asing
Lan He Lian (Cina), Cong Cong (Vietnam, dan Halviva (Inggris)
III. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
Sinonim : Justicia paniculata Burm., Justicia latebrosa Russ.
IV. Ciri Morfologi
a. Makroskopik
Batang tak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, berbentuk persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang,bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, panjang 2 cm sampai 7 cm, lebar 1 cm sampai 3 cm, rapuh tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun rata. Permukaan berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, dan berambut. Daun mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, panjang ± 2 cm, lebar ± 4 mm, kadang – kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping.permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar ± 2 mm. Permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol – tonjol. Pada penampang melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan, lembaga berwarna putih kekuningan.
b. Mikroskopik
Daun : epidermis atas terdiri dari sel berbrntuk segi empat, kutikula tipis, pada penampang tangensial tampak berbentuk poligonal, dinding samping lurus, tidak terdapat stomata. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel litosis yang berisi sistolit (mengandung banyak kalsium karbonat). Sel litosis umumnya lebih besar daripada sel epidermis, bentuk jorong atau bulat telur memanjang. Sistolit berbentuk jorong dengan permukaan bertonjolan hingga mirip rangkaian buah anggur, panjang 60 µm sampai 150 µm, lebar 30 µm sampai 80 µm. Rambut kelenjar banyak, terletak agak tenggelam dilapisan epidermis, sel pangkal kecil dan bersel satu. Kepala kelenjar terdiri dari beberapa sel, garis tengah kepala kelenjar 40 µm sampai 65 µm, tinggi 15 µm sampai 25 µm. Rambut penutup sangat sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun, berbentuk kerucut berujung tumpul, bersel 2, dinding tipis, berukuran panjang (30 µm sampai 125 µm). Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata sangat banyak, tipe diasitik dan bidiasitik, umumnya bidiasitik. Rambut kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah daripada di epidermis atas.jaringan palisade umumnya terdiri dari satu lapis sel, jarang yang 2 lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bunga karang, tersusun renggang dengan rongga udarayang besar. Di antara sel bungakarang terdapat juga sel litosis serupa dengan yang terdapat diepidermis. Berkas pembuluh tipe bikolateral.
Batang : Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang terentang tangensial, pada penampang tangensial terlihat berbentuk segi empat panjang, dinding samping lurus, kutikula agak tebal. Pada epidermis terdapat rambut kelenjar dan litosis seperti terdapat pada epidermis daun. Jaringan kolenkim terdapat di bawah epidermis, terutama pada sudut batang. Parenkim korteks terdiri dari beberapa lapis sel. Serabut perisikel berdinding tebal, agak berlignin, lumen sempit. Floem sekunder sedikit. Sebagian besar xilem sekunder terdiri dari serabut kayu. Pembuluh kayu bernoktah dan berpenebalan tangga tersebar. Empulur terdiri dari sel besar berbentuk poligonal, dinding bernoktah, sel empulur berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum, panjang hablur 15 µm sampai 50 µm.
Kelopak bunga : pada epidermis luar terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut penututp umumnya terdiri dari satu sel, kadang – kadang bersel 2, berbentuk kerucut, panjang 40 µm sampai 175 µm, dinding tebal, dan kutikula bergaris – garis. Rambut kelenjar terdapat dua tipe, tipe pertama serupa dengan rambut kelenjar pada daun, sedangkan tipe kedua memiliki tangkai kelenjar bersel 3 sampai 5 dan kepala kelenjar berbentuk serupa mangkok bersel banyak.
Kulit buah : Epidermis luar terdiri dari sel pipih berbentuk poligonal memanjang atau serupa serabut pendek berdinding agak tebal, dan kutikula tebal bergaris. Pada epidermis terdapat stomata serupa stomata pada daun dan terdapat juga rambut kelenjar dengan tangkai bersel banyak serupa rambut kelenjar tipe kedua pada kelopak bunga. Di bawah epidermis terdapat jaringan berisi zat berwarna cokelat kekuningan. Epidermis dalam terdiri dari satu sel lapis tipis, dinding tebal, dan bernoktah. Mesokarp terutama terdiri dari serabut sklerenkim berdindng tebal, bernoktah, dan berlignin. Di daerah sekat mesokarp terdiri dari parenkim bernoktah dan sel batu dengan lumen lebar, dinding tebal, noktah jelas, dan berlignin.
Biji : kulit biji terdiri dari satu lapis sel, pipih berpapila pendek, dinding tipis, dan kutikula tipis. Endosperm terdiri dari sel berbentuk bulat panjang, dinding tebal tidak berlignin, tak berwarna, umumnya tersusun radial, serta sel penuh berisi butir – butir minyak dan aleuron. Embrio selnya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, dan berisi butir – butir minyak.
Serbuk : Warna hijau kelabu, rasa sangat pahit. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan litosis; fragmen mesofil daun; rambut kelenjar dari kelopak bunga; rambut penutup kelopak bunga; sel batu dari sel kulit buah; epidermis kulit buah dengan stomata; berkas pembuluh; sistolit yang lepas dari sel; fragmen serabut kulit buah; fragmen endosperm dari biji; fragmen empulur batang; hablur kalsium oksalat berbentuk jarum jarang kelihatan.
V. Kegunaan dan Cara Pemakaian
Penyakit – penykit yang dapat disembuhkan antara lain adalah sebagai berikut :
17. Typhus
Daun segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dan tambahkan madu, diminum 3 kali sehari.
18. Kanker paru
Daun segar sebanyak 5o gram direbus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas air, minum 2 kali sehari sampai sembuh.
19. Kencing nanah
Setengah genggam daun direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas, saring, kemudian diminum 3 kali sehari.
20. Radang saluran nafas, radang paru
Daun kering sebanyak 10 gram direbus, kemudian diminum 3 kali sehari.
21. Diare
Daun sebanyak 15 gram direbus dengan 2 gelas air, kemudian diminum 2 kali sehari.
22. TBC paru
Daun kering sebanyak 15 gram direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, kemudian diminum 2 kali sehari.
23. Faringitis
Herba segar sebanyak 9 gram dikunyah dan ditelan
24. Batuk rejan atau pertusis
Tiga lembar daun sambiloto diseduh dengan air panas dan tambahkan sedikit madu. Minum larutan ini 3 kali sehari.
25. Hidung berlendir, sakit gigi
Sebanyal 9-15 g tanaman segar direbus dan lainnya diminum.
26. Obat tetes telinga
Tanaman segar dilumatkan dan diperas airnya. Teteskan air tersebut ke telinga.
27. Penambah nafsu makan
Siapkan daun sambiloto 10 helai. Selain itu, siapkan pula kulit dan batang tanamannya sebanyak 50 g. Bahan-bahan ini dicuci hingga bersih, kemudian rebus dengan 3000 cc air. Airnya cukup diminum segelas sehari. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat ditambahkan sedikit madu.
VI. Aktivitas Farmakologi
* Analgesik : pembunuh rasa sakit
* Anti-hyperglycaemic : memiliki efek menurunkan kadar gula darah
* Anti-inflamasi : mengurangi pembengkakan dan menghemat pengeluaran dari kapiler
* Antibakteri : perlawanan aktivitas bakteri, meskipun sambiloto tampak sebagai antibakteri aksi lemah, memiliki efek sangat bermanfaat dalam mengurangi diare dan gejala yang timbul dari infeksi bakteri
* Antimalaria : mencegah infeksi dan multiplikasi parasit dalam aliran darah
* Antihepatotoxic : menghilangkan racun hati
* Antipiretik: peredam demam, baik pada manusia dan binatang, yang disebabkan oleh beberapa infeksi atau racun
* Antithrombotic : pencegahan bekuan darah
* Antiviral : menghambat aktivitas virus, menghambat replikasi HIV
* Antioksidan : beroperasi melawan radikal bebas
* Cancerolytic : melawan bahkan bahkan membunuh sel-sel kanker
* Kardioprotektif : melindungi otot jantung
* m. Koleretik : mengubah sifat dan meningkatkan aliran empedu
* Depurative : membersihkan dan memurnikan sistem, khususnya darah
* Ekspektoran : pembersihan lendir dari sistem pernafasan.
* Hepatoprotektif : melindungi hati dan kantong empedu
* Hipoglisemiknya : peredam gula darah, protektif terhadap diabetes
* Immune Enhancer : meningkatkan fagositosis sel, menghambat replikasi HIV-1, dan meningkatkan CD4 dan limfosit T penting
* Trombolitik : eliminator bekuan darah
* Vermicidal : membunuh cacing usus
VII. Senyawa Kimia yang Terkandung
Komponen utama obat Andrographis adalah andrografolida. Ia memiliki rasa pahit yang sangat, adalah kristal tak berwarna dalam penampilan, dan disebut sebagai diterpen lakton. Bahan kimia obat lain juga prinsip-prinsip pahit: yaitu diterpenoids. deoxyandrographolide,-19ß-D-glukosida, dan neo-andrografolida, semua yang telah diisolasi dari daun. Selain pahit terkait disebutkan, komponen aktif lainnya termasuk 14-deoxy-11, 12 – didehydroandrographolide (andrographlide D), homoandrographolide, andrographan, andrographon, andrographosterin, dan stigmasterol – yang terakhir yang diisolasi dari persiapan Astrographis. Daun mengandung jumlah tertinggi andrografolida (2,39%), aktif fitokimia medicinally paling di pabrik, sedangkan biji mengandung terendah.
Kandungan andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin dalam sambiloto merupakan antibiotika alami. Zat ini membantu tubuh dari dalam untuk mengurangi risiko penuaan kulit dan menjaga fungsi organ tubuh dari efek radikal bebas. Ekstrak sambiloto mampu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi yang menurunkan kualitas organ dalam tubuh, termasuk jaringan kulit. Pemanfaatan herba ini biasanya dalam bentuk kering atau ekstrak daun, batang, akar, dan bunga agar tahan lama.
Sambiloto mengandung andrograpolid, deoksiandrograpolid, dan neograpolid pada seluruh bagian tanaman. Namun, bagian tanaman yang paling banyak mengandung andrograpolid adalah daun (sekitar 1%). Andrograpolid merupakan diterpenelaktode yang digunakan dalam membuat obat. Kandungan komponen aktif pada sambiloto dipengaruhi oleh mutu simplisia, karakter genetik (varietas), cara budi daya (kondisi lahan, tinggi tempat), dan penanganan pascapanen.
Kandungan senyawa fitokimia pada batang sambiloto lebih rendah dibanding pada daun, namun masih memenuhi standar mutu yang ditetapkan Materia Medika Indonesia (MMI). Oleh karena itu, seluruh bagian tanaman (batang, daun, dan buah) dapat digunakan sebagai simplisia. Secara umum senyawa – senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman sambiloto adalah sebagai berikut :
* Saponin
* Flavanoid
* Andrografolid
* Apigenin
* Tanin
* Neo- andrografolid
* Deoksi – andrografolid
* Homo – andrografolid
* Bis – andrografolid
* Dehidro – andrografolid
* Andrografid
* Panikulin
* Mineral (Kalium, kalsium, natrium)
* Asam kersik dan Damar
* Obat Herbal Sambiloto
Banyak sekali manfaat dari daun sambiloto ini, diantaranya adalah untuk mengobati penyakit diabetes atau kencing manis, tifus, dan ada juga yang mengatakan daun sambiloto juga bisa untuk penyakit gatal-gatal dan mencegah kanker, mungkin karena rasa pahit yang khas dari daun ini. Namun yang sudah banyak digunakan dan diakui khasiat dari daun ini adalah untuk mencegah malaria karena itu daun ini disebut juga obat anti malaria. Selain itu, ternyata daun ini juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh atau stamina.
* Obat Ejakulasi Dini
* Obat Herbal Wasir Kapsul Ekstrak
* Obat Herbal Usus Buntu Kapsul
* Obat Herbal TBC Kapsul Ekstrak
IX. Standar Kualitas Simplisia dan Ekstrak
Siplisia tanaman ini adalah Herba sambiloto (Andrographidis Herba) yang merupakan bagian di atas tanah tanaman Andrographis paniculata Burm. f. Ness.
* Kadar abu : tidak lebih dari 12 %
* Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 2,2 %
* Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 18 %
* Kadar sari yang larut dalam etanol : tidak kurang dari 9,7 %
* Bahan organik asing : tidak lebih dari 2 %
* Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
* Isi simplisia : asam kersik, damar logam alkali
* Penggunaan simplisia : diuretik, antipiretik
Kebutuhan sambiloto untuk industri obat tradisional di Indonesia mencapai 33,47 ton simplisia kering atau setara dengan 709,60 ton terna basah per tahun. Penggunaan terbesar terdapat di Jawa Tengah (523,93 ton), disusul Jawa Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.
X. Aspek Budidaya
Tanaman sambiloto belum banyak dibudidayakan. Tanaman ini diperbanyak secara vegetatif dengan setek pucuk, dan secara generatif dengan biji. Untuk pembudidayaan sambiloto dalam skala besar diperlukan penyediaan bibit yang seragam dan dalam jumlah yang banyak, padahal perkecambahan sambiloto tidak seragam. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan percobaan teknik penyemaian sambiloto untuk mendapatkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak.
Dilihat dari ekologi dan penyebarannya, tanaman sambiloto tumbuh di India, semenanjung Malaya, dan hampir di seluruh Indonesia pada tempat terbuka, di kebun, di tepi sungai, pada tanah yang gembur dan sering kali tumbuh dengan cara berkelompok. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1 m sampai 700 m di atas permukaan laut.
Ramuan yang Bisa Digunakan untuk Mengobati Penyakit Asma,antara lain:
Ramuan I
Bahan-bahan
Untuk obat dalam, sediakan kencur secukupnya, dau sendok makan madu, dan satu butir telur ayam. Sementara itu, untuk obat luar, sediakan tujuh lembar daun sirih, satu sendok teh lada putih, dan minyak kayu putih.
Cara membuat
Kencur dicuci bersih, lalu diperut dan diperas. Hasil perasan kencur dicampur dengan madu dan telur ayam, lalu dikocok. Sebelum diminum, campuran ini didiamkan sebentar. Ramuan ini digunakan sebagai obat dalam. Sementara itu, ramuan obat luar dibuat dengan menggerus daun sirih dan lada putih hingga lumat dan halus. Hasil gerusan tadi dicampur dengan minyak kayu putih secukupnya. Penggunaannya dilakukan dengan cara membalurkan ramuan ini di dada dan leher.
Ramuan II
Bahan-bahan
Enam lembar daun randu (kapuk) yang masih muda dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Daun randu dicuci bersih lalu digiling hingga halus. Hasil gilingan daun randu diseduh dengan secangkir air panas dan ditambahkan madu. Air seduhan tersebut disaring.
Cara memakai
Dosis yang dianjurkan cukup dua kali sehari sebayak dua sendok makan. ramuan ini diminum dalam keadaan hangat-hangat kuku.
Ramuan III
Bahan-bahan
Sepuluh siung bawang putih dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Bawang putih dikupas dan dicuci bersih, Kemudian dipotong-potong agak tipis. Hasil irisannya direbus dengan dua gelas air sampai tersisa hanya sekitar seperempat gelas. Air rebusan didinginkan, lalu disaring. Sebelum diminum, ditambahkan madu.
Cara memakai
Dosis yang dianjurkan tiga kali sehari sebanyak setengah gelas.
Ramuan IV
Bahan-bahan
Satu genggam daun tanjung muda dan dua sendok makan kikisan kayu cendana.
Cara membuat
Daun tanjung muda dikeringkan dan dijadikan serbuk. Serbuk daun tanjung dicampur dengan kikisan kayu cendana.
Cara memakai
Jika penyakit asma kambuh, isaplah ramuan ini beberapa kali.
Ramuan V
Bahan-bahan
Delapan lembar daun sirih, dua belas lembar daun akar gamat, dua puluh butir biji buah putat, tiga puluh butir lada putih, dan tiga sendok teh minyak kayu putih.
Cara membuat
Semua bahan dicuci hingga bersih, lalu ditumbuk sampai halus. Campuran bahan yang sudah halus diremas-remas sambil dicampur dengan minyak kayu putih.
Cara memakai
Ramuan ini dibalurkan ke bagian dada dan punggung penderita asma.
Ramuan VI
Bahan-bahan
Tujuh lembar daun sambiloto, satu sendok teh saga manis, satu sendok teh bunga belimbing, tujuh biji cengkih, tujuh biji kemukus, dan satu jari tangan kayu manis.
Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin, air rebusan tersebut disaring.
Cara memakai
Ramuan ini diminum tiga kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum.
Ramuan VII
Bahan-bahan
Sepuluh batang sereh dan gula secukupnya.
Cara membuat
Batang sereh dicuci bersih, lalu dimemarkan. Setelah itu, batang sereh direbus dengan lima gelas air, lalu ditambahkan gula secukupnya. Setelah tersisa sekitar dua setengah gelas, air rebusan diangkat dan didinginkan.
Cara memakai
Ramuan ini diminum empat kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum.
Ramuan VIII
Bahan-bahan
Satu atau dua buah mengkudu yang sudah matang, wortel, dan jeruk lemon secukupnya
Cara membuat
Buah mengkudu yang sudah matang dicuci bersih, dipotong-potong kecil, lalu dibuat jus dengan cara di-blender. Wortel dan jeruk lemon juga dibuat jus masing-masing sebanyak satu gelas. Jus wortel dan jeruk lemon ditambahkan ke dalam jus mengkudu, lalu diaduk secara merata.
Cara memakai
Ramuan ini diminum tiga kali sehari secara teratur.
Ramuan IX
Bahan –bahan
Dua buah mengkudu yang sudah matang, satu siung jahe, dan madu secukupnya.
Cara membuat
Buah mengkudu dan jahe dicuci bersih, lalu dipotong-potong. Setelah itu, di-blender dan ditambahkan air secukupnya, lalu direbus hingga mendidih. ke dalam rebusan tersebut ditambahkan madu secukupnya, lalu diaduk hingga merata. Ramuan ini dapat diminum dalam keadaan hangat.
Ramuan X
Bahan-bahan
Lima belas gram jahe, dua ratus gram lobak, dan dua sendok makan madu.
Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu di-blender dan ditambahkan madu. Aduk hingga merata, dan dapat segera diminum.
Cara memakai
Dapat diminum 2 kali sehari secara teratur.
Ramuan XI
Bahan-bahan
Lima belas gram jahe, sepuluh gram daun jinten, satu ibu jari kayu manis, lima belas gram umbi bidara upas, empat butir kemukus, dan satu sendok makan madu.
Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu direbus dalam 600 ml air hingga tersisa sekitar 300 ml. kemudian, larutan tersebut disaring dan ditambahkan madu, lalu diaduk hingga merata.
Cara memakai
Dapat diminum 2 kali setiap hari.
Ramuan XII
Bahan-bahan
Lima gram jahe dan tiga puluh gram sambung nyawa.
Cara membuat
Jahe dikupas lalu bersama sambung nyawa dicuci bersih. Setelah itu, direbus dalam 500 ml air hangat hingga tersisa sekitar 250 ml, lalu disaring.
Cara memakai
Air rebusannya diminum selagi hangat sebanyak 2 kali setiap hari.
Selain perawatannya dengan berbagai ramuan tradisional, penderita asma dianjurkan untuk tidak merokok, mengurangi makanan atau minuman dingin, tidak mandi terlalu malam, serta menjaga emosi dan stamina supaya tetap stabil.
2. Batu Ginjal
Aren, Sinonim: Arenga sacchrifera Labill. Familiar Arecaceae (Palmae).
Aren tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm. sebagian batang yang cukup panjang berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, di bagian bawah terdapat lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol. jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali, cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12 – 15 mm. Bunga betina berdiri sendiri, hampir bulat seperti bola. Buah buni bulat peluru, dengan Ujung pesok ke dalam. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam 1 – 1400 m di atas permukaan laut. Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman dapat dipakai, akarnya sebagai bahan anyaman dan cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya untuk tongkat jalan dan usuk genting, sayur-mayur, tulang daun untuk sapu dan kranjang, daun muda untuk mengganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, genting, keranjang, sapu, sikat, terasnya dibuat “sagu”. Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, kemudian dibuat gula (gula jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka, bijinya dibuat manisan dan dimakan (kolang-kaling). Bagian yang digunakan tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar.
Nama Daerah:
Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau, Biluluk (Minangkabau); Kawung, Taren (Sunda); Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (Bali); Meka (Sawu); Moke, Huwat (Flores); Akel, Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate).
Nama Simplisia:
Arengae pinnatae Radix; Akar Aren.
Ramuan: Akar Aren 2 gram, Daun Keji beling 3 gram, Akar Alang-alang 3 gram, Herba Meniran 3 gram, Air 20 ml.
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian Diminum 1 kali sehari, 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari atau sampai batu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun kumis kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.
3. Demam berdarah
Demam berdarah disebabkan virus dengan perantaraan nyamuk aedes aegypti. Gejala demam berdarah adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba, sakit perut, batuk, kerongkongan sakit, dan sesak napas. Pada kulit penderita timbul bintik-bintik merah yang kadang diikuti pula dengan berak darah, pendarahan dari hidung, dan perndarahan pada bagian putih mata.
Beberapa ramuan untuk penobatan demam berdarah
(Pilih salah satu resep di bawah ini ):
Ramuan Obat Tradisional 1 :
Buatlah jus yang terdiri dari jambu klutuk/jambu biji secukupnya, 10 gram kunyit, dan 10 gram temu lawak.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 2 :
30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Pemakaian : Minum selagi hangat sebanyak 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 3 :
Rebus 30 gram daun patikan kebo dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Pemakaian : Minum selagi hangat 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 4 :
Jika demam tinggi: 60 gram daun sambiloto direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Pemakaian : Minum airnya selagi hangat, konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 5 :
Lubangi ujung 1 butir buah kelapa. Peras 1 butir jeruk nipis, lalu masukkan airnya ke dalam kelapa.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Ramuan Obat Tradisional 6 :
10 gram meniran dan 10 gram pegagan dicuci bersih, lalu rebus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas air.
Pemakaian : Minum 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
4. PENYAKIT GONDOK / PAROTITIS EPEDEMIKA
Gondok atau orang menyebutnya dengan istilah gondongan atau beguk atau dalam bahasa medis Parotitis epedemika, adalah jenis penyakit yang belum diketahui secara tepat penyebabnya. Yang jelas bibit penyakit ini termasuk golongan virus. Penyakit ini sering timbul sebagai wabah dan banyak menyerang anak-anak pada usia 6-12 tahun. Masa tunasnya antara 2- 3 minggu, dan penyakit gondok ini termasuk jenis penyait yang menular.
Gejala-gejala yang sering timbul pada penderita penyakit gondok :
* Kelenjar ludah telinga / parotitis kelihatan bengkak.
* Mulut terasa tegang dan nyeri, terutama bila mengunyah dan menelan.
* Seringkali muntah-muntah dan nafsu makan berkurang.
* Suhu badan naik.
* Kadang-kadang telinga serasa berdengung.
Pengobatan penyakit gondok dengan pengobatan herbal :
1. Daun tarum 1/3 genggam, daun halur 1/4 genggam, daun tempuh wijang 1/3 genggam. Semua bahan ini dicuci bersih lalu digiling halus-halus. Bubuhilah dengan minyak gandapura 2 sendok makan. Gunakanlah ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit, 2 kali sehari atau sebanyak yang diperlukan.
2. Daun simbar menjangan 2 lembar, dicuci lalu digiling halus-halus berilah garam dan air secukupnya. Gunakan ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kali sehari.
3. Daun dan buah mandu masing-masing 5 lembar dan 2 buah, mesoyi 2 jari, semua bahan dicuci dan ditumbuk halus. Remas-remas dengan air garam secukupnya. Gunakan ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kali sehari. Sebanyak yang diperlukan.
4. Daun terup 3/4 genggam, daun belimbing buluh 1/2 genggam, bawang merah 3 butir. Kesemua bahan ini dicuci hingga bersih, lalu diremas dengan air cuka 3 sendok makan. Gunakanlah ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kai sehari sebanyak yang diperlukan.
5. Hepatitis
Bahan-bahan tanaman obat untuk membantu proses perbaikan fungsi hati biasanya bersifat hepatoprotektif. Bahan-bahan itu antara lain kurkumin yang bisa diperoleh dari temulawak dan kunyit, filantin dari meniran, silimarin dari widuran, aukubin dari daun sendok, glycyrrhisic acid dari saga, minyak asiri dari bawang putih, krisofanol dari kelembak, gingerol dari jahe, wedelolakton dari urang-aring, andrografolid dari sambiloto, dan sianidol dari zat samak.
Beberapa Contoh Ramuan
Banyak resep ramuan tanaman obat, salah satunya dari Dr. Setiawan Dalimartha, bermanfaat untuk memperbaiki fungsi hati. Beberapa di antaranya disajikan karena bahan-bahannya mudah didapat. Namun, sebaiknya penderita tetap melakukan konsultasi pada dokter bila memakai resep-resep ini:
Ramuan 1
Bahan
- satu jari batang brotowali
- tiga gelas air
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Cucilah batang brotowali lalu potong-potong seperlunya. Rebuslah dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah dan tambahkan sesendok madu. Minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.
Ramuan 2
Bahan
- 9-15 gram batang bugenfil yang telah dikeringkan
- tiga gelas air
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Setelah dibersihkan, potonglah batang bugenfil tipis-tipis. Masukkan dalam panci email sembari ditambah tiga gelas air. Rebus sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah. Minumlah air saringan setelah ditambah madu. Air saringan diminum dua kali sehari, pagi dan sore, masing-masing setengah gelas.
Ramuan 3
Bahan
- segenggam daun pare segar
- satu cangkir air matang
- garam secukupnya
Cara Membuat
Cuci bersih daun pare dan bilaslah dengan air matang. Tumbuklah daun sampai halus sambil ditambah air satu cangkir. Aduk sampai merata dan tambahkan sedikit garam. Saringlah ramuan itu dan minumlah pada pagi hari sebelum makan.
Catatan: Resep ini jangan digunakan bila sedang hamil karena dapat menyebabkan keguguran.
Ramuan 4
Bahan
- dua buah tomat masak
- gula pasir secukupnya
Cara Membuat
Setelah dicuci, potong-potonglah buah tomat untuk dijadikan jus. Namun, bila tidak mempunyai alatnya, buah tersebut bisa direbus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, lumat atau giling, kemudian diperas. Air perasan ditambahi sediki gula baru kemudian diminum dua kali sehari.
Ramuan 5
Bahan
- tiga buah mengkudu masak atau segenggam kulit mengkudu
- selembar daun pisang
- sepotong kain
- cuka secukupnya
Cara I
Buah mengkudu dicuci lalu dibilas dengan air matang. Parut dan peraslah dengan sepotong kain. Air perasan diminum.
Cara II
Untuk pemakaian luar, kulit mengkudu ditumbuk halus lalu diaduk dengan sedikit cuka. Bungkus ramuan dengan daun pisang. Panaskan sebentar di atas api atau dikukus. Dalam keadaaan hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada perut kanan atas, tempat hati yang sedang membengkak dan sakit.
Ramuan 6
Bahan
- satu sendok makan biji pepaya
- tiga jari tangan buah pepaya mengkal
- madu secukupnya
Cara Membuat
Biji dan buah pepaya diblender atau tumbuk bijinya sampai halus sementara buahnya diparut. Adonan tersebut dijadikan satu ditambah madu secukupnya, lalu diminum.
Catatan: Wanita hamil dilarang minum ramuan ini karena bisa menyebabkan keguguran.
Ramuan 7
Bahan
- wortel segar secukupnya
Cara Membuat
Wortel dibersihkan lalu dicuci dengan air matang. Potong seperlunya dan buatlah menjadi jus. Bisa juga wortel diparut dan hasilnya diperas, kemudian disaring sampai terkumpul sampai satu gelas. Sari wortel tersebut bisa langsung diminum.
Catatan: Kebanyakan makan wortel bisa menyebabkan warna kulit menjadi kuning. Bila hal itu terjadi, hentikan minum ramuan untuk sementara waktu. Warna kulit pun akan normal kembali.
Ramuan 8
Bahan
- dua jari rimpang segar temulawak
- madu secukupnya
Cara Membuat
Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu dicuci bersih. Bilas dengan air matang kemudian diparut. Tambahkan setengah cangkir air hangat dan satu sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan saringlah. Air saringan diminum sehari dua kali sehari.
Ramuan 9
Bahan
- satu jari rimpang kunyit
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Rimpang kunyit dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air pada parutan. Parutan kemudian disaring dan tambahkan madu. Minumlah tiga kali sehari.
obat herbal, obat herbal hepatitis, obat penyakit hepatitis b, obat untuk hepatitis, obat tradisional hepatitis, sakit fungsi hati, ramuan obat penyakit hepatitis, ramuan tradisional, cara membuat ramuan tradisional sakit hepatitis, obat alami penyakit hepatitis a b c, apa itu hepatitis, tanaman obat, resep tradisional ramuan obat
6.Obat Sakit Jantung Dengan Ramuan Alami Tradisional
Sukun termasuk dalam genus Artocarpus (famili Moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab di kawasan Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar, dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 – 3 kg. Buah sukun bisa digunakan untuk bahan pangan. Orang biasa memanfaatkannya untuk makanan ringan, semisal direbus, digoreng, atau dibuat keripik dan kolak. Ada juga yang memanfaatkannya sebagai bahan baku tepung dan mi.
Tak banyak orang yang menanamnya. Selain kurang “menjual”, masyarakat belum begitu tahu manfaat tanaman tersebut. Sering dijumpai orang menebang pohon tersebut di pekarangannya, dan menggantinya dengan tanaman lain seperti pisang atau mangga. Tapi sesungguhnya sukun sangat bermanfaat. Daunnya mempunyai khasiat buat kesehatan, efektif untuk mengobati berbagai penyakit seperti liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, pembesaran limpa, jantung, dan ginjal. Bahkan, masyarakat Ambon memanfaatkan kulit batangnya untuk obat mencairkan darah bagi wanita yang baru 8-10 hari melahirkan.
Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan. Menyelamatkan Ginjal Ada juga yang menjadikan daun tersebut sebagai alternatif untuk menyelamatkan ginjal yang sakit. Caranya mudah, tapi harus telaten.
Langkah awal, siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika pun tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh.
Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya.
Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus.
Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.
Daun sukun juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Caranya, ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal.
Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari.
Beberapa pakar obat tradisional memang meragukan khasiat daun sukun. Namun masyarakat sudah percaya dan membuktikan khasiat daun sukun yang dapat menyembuhkan penyakit jantung dan ginjal.
Dalam buku Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor, tanaman ini tidak termuat. Satu-satunya literatur yang mengungkap efek diuretik dan kardiotonik sukun hanya buku Indian Medicinal Plants. Itu pun hanya menyangkut buahnya. Apakah bahan kimia yang dikandungnya itu berkhasiat ?
Tentu saja masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang terkait, karena memang obat tradisional dari tanaman dipercaya walaupun awalnya hanya cerita dari mulut ke mulut. Jadi, penelitian itu amat penting bagi dunia kesehatan.
7. Maag
Gejala:
Perut terasa perih dan mual akibat terlambat makan
Penyebab:
Pola makan tidak teratur.
Gangguan pencernaan / lambung
Bahan Obat:
Kacang hijau 1/4 kg
Pengolahan:
Kacang hijau dicuci bersih, kemudian dijemur / keringkan.
Setelah itu digoreng tanpa menggunakan minyak / sangrai hingga terlihat matang.
Setelah matang angkat dan tumbuk hingga halus.
Hasil tumbukan / bubuk kacang hijau tadi yang digunakan sebagai ramuan.
Setiap hari gunakan satu sendok makan bubuk kacang hijau tadi dicampur air putih segelas. Minum hingga sakit berangsur hilang /sembuh.
8. Radang Usus
Gastrocolitisulceratif umumnya memiliki gejala nyeri ulu hati yang terasa sampai punggung disertai BAB (buang air besar) lengket dan berlendir. Radang terjadi dari lambung sampai usus besar disertai penipisan dinding saluran cerna.
Resep Obat Herbal Tradisional ini mungkin dapat membantu mengatasi radang usus Anda.
Bahan:
· Laos 5 gram (3 jari)
· Temulawak 5gram (3 jari)
· Kayurapet 1 gram (1 sendok teh)
· Adas 3 gram (3 sendok teh)
· DaunSembung 1,5 gram
· DaunSalam 1,5 gram (5lembar)
Cara membuat ramuan herbal:
Rebus semua bahan dalam 2 gelas air hingga sisa 1 gelas. Minum selagi hangat antara pukul 19.00-20.00. Gunakan kuali tanah liat atau panci logam berlapis (email) untuk perebusannya. Ganti bahan tiap kali membuat.
Konsumsi 3-6 bulan dalam 2 minggu pertama perut dan pencernaan mungkin terasa lebih nyaman.
Hindari makanan berbahan ketan selama 1-1,5 tahun karena menyebabkan luka saluran cerna tidak dapat menutup meski diobati. Selain itu hindari pula konsumsi makanan yang bersifat merangsang seperti kopi, cokelat atau rokok
Periksakan diri Anda secara berkala terutama ke dokter spesialis penyakit dalam (internis).
9. Flu
Flu merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala demam secara mendadak, otot-otot sakit , badan terasa dingin, sakit kepala ,batuk, pilek, dan badan terasa lemah.
Flu disebabkan oleh virus Influenza. Influenza sangat mudah menular dan biasanya berjangkit saat udara dingin/lembap, yaitu saat musim hujan.
Saat kondisi badan dalam keadaan baik, serangan influenza tidak akan menimbulkan akibat yang terlalu berat. Namun ketika kondisi tubuh lemah, virus influenza mudah menyerang dan mengakibatkan keadaan parah yang jika tidak segera teratasi dapat menyerang otak dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri di kepala, insomnia, menurunnya kesadaran, kejang, depresi mental, radang saraf, dan lain-lain.
Pengobatan (Pilih salah satu resep di bawah ini):
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 1 :
15 gram jahe dan 2 batang daun bawang putih direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 2 :
10 gram bawang putih, 10 gram bawang merah, dan 10 gram jahe diiris-iris lalu diseduh dengan air mendidih kemudian tempatnya ditutup selama 15 menit. Setelah itu, jahenya dibuang, sedangkan bawang putih dan bawang merahnya bisa dimakan dan airnya diminum.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 3 :
30-60 gram sawi tanah dan 10-15 gram bawang putih direbus dengan air secukupnya kemudian airnya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 4 :
60 gram tanaman sawi tanah dan 15 gram bawang putih direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusannya diminum selagi hangat.
Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 5 :
Peras 1 buah jeruk purut matang yang berair, lalu seduh airnya dengan 60 ml air panas.
Pemakaian : Minum sekaligus selagi hangat.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 6 :
Cuci bersih 15 gram daun gandola segar, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan sedikit garam sambil diaduk hingga larut.
Pemakaian : Minum sekaligus.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 7 :
Parut ¼ butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, lalu campurkan. Setelah itu, tambahkan 1 gelas air matang, lalu peras.
Pemakaian : Minum 1 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 8 :
Siapkan 2,5 cm rimpang jahe (dikupas dan diparut), ½ sendok teh cabai bubuk kering, 2 sendok makan air jeruk lemon, 1-2 siung bawang putih (digerus halus), dan madu sesuai selera. Rebus jahe dengan 2 gelas air, kecilkan api, dan biarkan selama 5 menit. Tambahkan cabai bubuk dan rebus kembali selama 1 menit. Angkat ramuan, lalu tambahkan air jeruk lemon, bawang putih, dan madu. Diamkan sebentar, lalu saring.
Pemakaian : Minum hangat-hangat.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 9 :
Rebus 100 gram jahe segar yang diiris-iris beserta dengan 1 batang kayu manis yang dipecah-pecah, 1 sendok teh ketumbar , 3 buah cengkih, dan 1 iris jeruk lemon dengan 500 ml air. Setelah mendidih biarkan selama 15 menit. Angkat, saring. Untuk menambah rasa, dapat ditambahkan madu.
Pemakaian : Minum hangat, 1 cangkir setiap 2 jam.
Catatan:
kami menyediakan informasi pengobatan herbal alami dan obat tradisional. Kami menyarankan untuk mengkonsultasikan penyakit Anda kepada dokter dan mengkonsultasikan pengobatan yang Anda terima kepada Apoteker.
10.Masuk Angin
Obat Herbal Masuk Angin
Masuk angin dapat disebabkan oleh kehujanan, kurang tidur, terkena angin malam, dan perut kosong atau pencernaan terganggu. Biasanya masuk angin merupakan gejala dari adanya penyakit lain seperti influenza, gangguan pencernaan atau malaria.
Masuk angin merupakan gangguan umum yang dapat terjadi pada setiap orang. Gejala masuk angin adalah perut kembung, kepala pusing, berkeringat dingin, dan lain-lain. Biasanya masuk angin juga di iringi rasa mual dan terasa pahit jika lidah mengecap makanan.
Pengobatan (Pilih salah satu ramuan obat herbal masuk angin di bawah ini):
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 1 :
200 gram ubi merah (dikupas dan di potong-potong), 15 gram jahe merah/jahe biasa, 1 butir biji pala (dimemarkan), 5 butir cengkeh, 10 butir kapulaga, 1 ibu jari kayu manis, 10 butir merica, dan gula merah secukupnya direbus dengan air secukupnya. Tunggu hingga airnya hangat lalu diminum dan ubinya dimakan.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 2 :
25 gram kencur, 15 gram jahe, dan 3 butir kapulaga direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tunggu hingga air rebusannya hangat lalu diminum.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 3 :
2 pilah daun pepaya dicuci bersih lalu direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tunggu hingga air rebusannya hangat lalu diminum.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 4 :
80 gram daun lidah buaya, 15 gram jahe, 20 gram kencur, dan 25 gram temu lawak direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc kemudian diminum selagi hangat.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 5 :
Rebus dalam 600 ml air bahan yang terdiri dari : 30 gram lengkuas yang telah diiris-iris, 20 gram jahe yang telah diiris-iris, 2 batang serai, 10 butir cengkih, 6 butir kapulaga, dan gula aren secukupnya. Rebus hingga tersisa 300 ml, lalu saring.
Pemakaian : Minum hangat-hangat, 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 6 :
Rebus bahan-bahan yang terdiri dari : 25 gram lempuyang yang telah diiris-iris, 25 gram bangle, 5 gram pala yang telah ditumbuk halus, dan 1 sendok teh lada yang telah ditumbuk halus. Bahan direbus dalam 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Pemakaian : Minum hangat-hangat, 2 kali sehari.
Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 7 :
Siapkan bahan yang terdiri dari : 5 buah cabai jawa, 10 gram daun mint, 10 gram kulit jeruk purut, 25 gram temulawak. Bahan-bahan direbus dengan 600 ml air, hingga tersisa 300 ml air lalu disaring
Pemakaian : minum hangat-hangat, 2 kali sehari.
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)
Mahoni ditemukan tumbuh liar di hutan jati, di tempat-tempat yang dekat dengan pantai atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman ini berasal dari Hindia Barat dan dapat tumbuh subur di pasir payau dekat pantai.
Pohon, tinggi 5-25 m, batangnya bulat, banyak percabangan, kayunya bergetah dan berakar tunggang. Daun majemuk menyirip genap. Helaian anak daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua menjadi hijau. Bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga berbentuk silindris, berwarna coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain, berbentuk sendok, berwarna hijau. Mahkota silindris, berwarna kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari berwarna putih dan kuning kecoklatan. Mahoni berbunga setelah umur 7 tahun. Buahnya buah kotak, berbentuk bulat telur, berlekuk lima, berwarna coklat. Bijinya pipih, berwarna hitam atau coklat.
Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran. Mahoni dapat diperbanyak dengan biji.
kandungan Kimia
Mahoni mengandung saponin dan flavonoida
Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah biji yang dikeringkan, lalu digiling halus sampai menjadi serbuk.
Indikasi
Biji digunakan untuk pengobatan:
* Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
* Kencing manis (Diabetes Mellitus)
* Tidak nafsu makan
* Rematik
* Demam, masuk angin dan
* Eksim
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/2 cangkir air panas.
Mahoni tidak pernah digunakan untuk obat luar.
Pemakaian
11. Tekanan Darah Tinggi
Keringkan 8g biji mahoni segar, lalu giling sampai halus. Seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi menjadi 2 bagian. Untuk pengobatan minum ramuan ini pagi dan sore.
Seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/2 cangkir air panas. Selagi hangat, tambahkan 1 sendok makan madu, aduk lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari tergantung tingginya tekanan darah.
12. Kencing Manis
Seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/3 cangkir air panas. Minum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. lakukan 2-3 kali sehari.
13. CARA HERBAL MENGOBATI ASAM URAT - RHEUMATIKPara Ahli Herbal/Toga banyak yang menggunakan KUNIR PUTIH (Curcuma Zedoaria) untuk mengobati Asam urat-Rheumatik karena secara Klinis Kunir Putih banyak mengandung ALP : Anti Lipid Peroksidasi yang dapat menetralisir/mengurangi kelebihan Zat-zat tertentu di dalam tubuh. baik juga untuk mengobati : Darah tinggi, Diabetes dan Jantung koroner.
Kunir Putih(curcuma zedoaria) juga mengandung : Ribozome In Acting Protein/RIP serta Curcumin Anti Inflamasi untuk pengobatan penyakit kronis lainnya seperti : Tumor, Kanker, Polip, Amandel, Maag, Ambeien, Bronkhitis, Keputihan, Nyeri haid.
Cara membuat/mengolah Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) sebagai berikut :
* Beberapa siung Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) dicuci sampai bersih, adapun kulitnya jangan dikupas. Setelah bersih diiris tipis-tipis seperti mengiris bawang kemudian hasil irisan tersebut dijemur sampai kering. Setelah kerig ditumbuk atau digiling hingga menjadi bubuk halus.
Cara minum Kunir Putih (Curcuma Zedoaria) ada 2 cara :
1. Dengan cara Seduh : Campurkan 1 sendok teh (diperes) bubuk Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) dengan setengah gelas (200ml) air hangat, aduk sampai rata lalu diminum.
2. Dengan cara Kapsul : Masukkan 1 sendok teh (diperes) bubuk Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) kedalam kulit kapsul kosong(bisa dibeli di Apotik) kemudian minum dengan air hangat.
Aturan Minum Kunir Putih (Curcuma Zedoaria) :
Pengobatan : 3 kali sehari (1 kapsul/1 sendok teh) sesudah makan.
Pencegahan : 1 kali sehari (1 kapsul/1 sendok teh) sesudah makan.
Peringatan : Tidak untuk ibu hamil, ibu menyusui bayi yang berusia kurang dari 5 bulan. dan Anak dibawah usia 2 tahun.
Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus B.B.S)
Kumis kucing tumbuh liar di sepanjang anak sungai dan selokan atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl.
Terna, tahunan, tumbuh tegak, tinggi 50-150 cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam.
Kumis kucing dapat diperbanyak dengan biji atau setek batang.
Sifat dan Khasiat
Herba kumis kucing rasanya manis sediit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran kencing.
kandungan Kimia
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri.
Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan.
Indikasi
Herba kumis kucing digunakan untuk pengobatan:
* Infeksi ginjal akut dan kronis
* Infeksi kandung kencing (sistitis)
* Kencing batu
* Sembaba karena timbunan cairan di jaringan (edema)
* Kencing manis (diabetes mellitus)
* Tekanan darah tinggi (hipertensi)
* Rematik gout
Cara Pemakaian
Rebus 30-60 g herba kering atau 90-120 g herba segar, lalau minum air rebusannya. Herba kumis kucing yang kering ataupun yang segar juga bisa diseduh, lalu diminum seperti teh.
Efek Farmakologis
1. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara in vitro sebagai berikut:
* Kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing dipengaruhi oleh kadar kalium dalam cairan infus dan kemungkinan adanya senyawalain yang menambah kelarutan kalsium batu ginjal.
* pada kadar infus 0.5%, 1% dan 2% kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung lebih baik daripada infus daun kumis kucing.
* Pada kadar infus 5%, 7.5% dan 10%, kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun kumis kucing lebih baik daripada infus daun tempuyung (Agus Tri Cahyo, FF UGM 1990)
2. Pada uji toleransi glukosa oral, pengaruh infus kombinasi daun sambiloto dan daun kumis kucing dibandingkan dengan infus kedua tumbuhan secara tunggal terhadap perubahan kadar glukosa darah kelinci diperoleh hasil sebagai berikut:
* Pemberian infus daun kumis kucing 0.129 g/kg bb tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan kontrol
* Pemberian infus daun sambiloto 0.3 g/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci secara nyata.
* Pembierian infus kombinasi (daun kumis kucing 0.129 g/kg bb dan daun sambiloto 0.3 g/kg bb) mempunyai efek penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan infus daun sambiloto saja, bahkan mempunyai efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamid (Minggawati, FF WIDMAN 1990)
3. Berdasarkan perbandingan khasiat peluruh kecing (diuretik) infus daun muda dan daun tua tanaman kumis kucing pada kelinci, diperoleh hasil bahwa infus 20% daun muda yang paling efektif sebagai diuretik (terutama pada menit ke -45). Selanjutnya, tidak ada peningkatan. Kesimpulannya, daun muda lebih efektif sebagai diuretik, awal kerja yang cepat dan masa kerja yang relatif singkat (Ninuk Kus Dasa Asiafri Harini, JB FMIPA UNAIR 1989).
4. Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam daun tua yang berbunga (0.365%), sedangkan yang terkecil berasal daru daun muda yang berbunga putih (0.095%).
Contoh Pemakaian
14. Infeksi ginjal, sembab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi.
Cuci herba segar kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30g, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
15. Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyang-anyangan)
Sediakan herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Seteelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
16. Kencing Batu
Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Sambiloto (Andrographis paniculata Burm. f. Nees)I. Nama Daerah
Sumatera : pepaitan (Melayu); Jawa : ki oray, ki peurat, takilo, (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa); Indonesia : sambiloto.
II. Nama Asing
Lan He Lian (Cina), Cong Cong (Vietnam, dan Halviva (Inggris)
III. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
Sinonim : Justicia paniculata Burm., Justicia latebrosa Russ.
IV. Ciri Morfologi
a. Makroskopik
Batang tak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, berbentuk persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang,bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, panjang 2 cm sampai 7 cm, lebar 1 cm sampai 3 cm, rapuh tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun rata. Permukaan berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, dan berambut. Daun mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, panjang ± 2 cm, lebar ± 4 mm, kadang – kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping.permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar ± 2 mm. Permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol – tonjol. Pada penampang melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan, lembaga berwarna putih kekuningan.
b. Mikroskopik
Daun : epidermis atas terdiri dari sel berbrntuk segi empat, kutikula tipis, pada penampang tangensial tampak berbentuk poligonal, dinding samping lurus, tidak terdapat stomata. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel litosis yang berisi sistolit (mengandung banyak kalsium karbonat). Sel litosis umumnya lebih besar daripada sel epidermis, bentuk jorong atau bulat telur memanjang. Sistolit berbentuk jorong dengan permukaan bertonjolan hingga mirip rangkaian buah anggur, panjang 60 µm sampai 150 µm, lebar 30 µm sampai 80 µm. Rambut kelenjar banyak, terletak agak tenggelam dilapisan epidermis, sel pangkal kecil dan bersel satu. Kepala kelenjar terdiri dari beberapa sel, garis tengah kepala kelenjar 40 µm sampai 65 µm, tinggi 15 µm sampai 25 µm. Rambut penutup sangat sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun, berbentuk kerucut berujung tumpul, bersel 2, dinding tipis, berukuran panjang (30 µm sampai 125 µm). Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata sangat banyak, tipe diasitik dan bidiasitik, umumnya bidiasitik. Rambut kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah daripada di epidermis atas.jaringan palisade umumnya terdiri dari satu lapis sel, jarang yang 2 lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bunga karang, tersusun renggang dengan rongga udarayang besar. Di antara sel bungakarang terdapat juga sel litosis serupa dengan yang terdapat diepidermis. Berkas pembuluh tipe bikolateral.
Batang : Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang terentang tangensial, pada penampang tangensial terlihat berbentuk segi empat panjang, dinding samping lurus, kutikula agak tebal. Pada epidermis terdapat rambut kelenjar dan litosis seperti terdapat pada epidermis daun. Jaringan kolenkim terdapat di bawah epidermis, terutama pada sudut batang. Parenkim korteks terdiri dari beberapa lapis sel. Serabut perisikel berdinding tebal, agak berlignin, lumen sempit. Floem sekunder sedikit. Sebagian besar xilem sekunder terdiri dari serabut kayu. Pembuluh kayu bernoktah dan berpenebalan tangga tersebar. Empulur terdiri dari sel besar berbentuk poligonal, dinding bernoktah, sel empulur berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum, panjang hablur 15 µm sampai 50 µm.
Kelopak bunga : pada epidermis luar terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut penututp umumnya terdiri dari satu sel, kadang – kadang bersel 2, berbentuk kerucut, panjang 40 µm sampai 175 µm, dinding tebal, dan kutikula bergaris – garis. Rambut kelenjar terdapat dua tipe, tipe pertama serupa dengan rambut kelenjar pada daun, sedangkan tipe kedua memiliki tangkai kelenjar bersel 3 sampai 5 dan kepala kelenjar berbentuk serupa mangkok bersel banyak.
Kulit buah : Epidermis luar terdiri dari sel pipih berbentuk poligonal memanjang atau serupa serabut pendek berdinding agak tebal, dan kutikula tebal bergaris. Pada epidermis terdapat stomata serupa stomata pada daun dan terdapat juga rambut kelenjar dengan tangkai bersel banyak serupa rambut kelenjar tipe kedua pada kelopak bunga. Di bawah epidermis terdapat jaringan berisi zat berwarna cokelat kekuningan. Epidermis dalam terdiri dari satu sel lapis tipis, dinding tebal, dan bernoktah. Mesokarp terutama terdiri dari serabut sklerenkim berdindng tebal, bernoktah, dan berlignin. Di daerah sekat mesokarp terdiri dari parenkim bernoktah dan sel batu dengan lumen lebar, dinding tebal, noktah jelas, dan berlignin.
Biji : kulit biji terdiri dari satu lapis sel, pipih berpapila pendek, dinding tipis, dan kutikula tipis. Endosperm terdiri dari sel berbentuk bulat panjang, dinding tebal tidak berlignin, tak berwarna, umumnya tersusun radial, serta sel penuh berisi butir – butir minyak dan aleuron. Embrio selnya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, dan berisi butir – butir minyak.
Serbuk : Warna hijau kelabu, rasa sangat pahit. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan litosis; fragmen mesofil daun; rambut kelenjar dari kelopak bunga; rambut penutup kelopak bunga; sel batu dari sel kulit buah; epidermis kulit buah dengan stomata; berkas pembuluh; sistolit yang lepas dari sel; fragmen serabut kulit buah; fragmen endosperm dari biji; fragmen empulur batang; hablur kalsium oksalat berbentuk jarum jarang kelihatan.
V. Kegunaan dan Cara Pemakaian
Penyakit – penykit yang dapat disembuhkan antara lain adalah sebagai berikut :
17. Typhus
Daun segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dan tambahkan madu, diminum 3 kali sehari.
18. Kanker paru
Daun segar sebanyak 5o gram direbus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas air, minum 2 kali sehari sampai sembuh.
19. Kencing nanah
Setengah genggam daun direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas, saring, kemudian diminum 3 kali sehari.
20. Radang saluran nafas, radang paru
Daun kering sebanyak 10 gram direbus, kemudian diminum 3 kali sehari.
21. Diare
Daun sebanyak 15 gram direbus dengan 2 gelas air, kemudian diminum 2 kali sehari.
22. TBC paru
Daun kering sebanyak 15 gram direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, kemudian diminum 2 kali sehari.
23. Faringitis
Herba segar sebanyak 9 gram dikunyah dan ditelan
24. Batuk rejan atau pertusis
Tiga lembar daun sambiloto diseduh dengan air panas dan tambahkan sedikit madu. Minum larutan ini 3 kali sehari.
25. Hidung berlendir, sakit gigi
Sebanyal 9-15 g tanaman segar direbus dan lainnya diminum.
26. Obat tetes telinga
Tanaman segar dilumatkan dan diperas airnya. Teteskan air tersebut ke telinga.
27. Penambah nafsu makan
Siapkan daun sambiloto 10 helai. Selain itu, siapkan pula kulit dan batang tanamannya sebanyak 50 g. Bahan-bahan ini dicuci hingga bersih, kemudian rebus dengan 3000 cc air. Airnya cukup diminum segelas sehari. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat ditambahkan sedikit madu.
VI. Aktivitas Farmakologi
* Analgesik : pembunuh rasa sakit
* Anti-hyperglycaemic : memiliki efek menurunkan kadar gula darah
* Anti-inflamasi : mengurangi pembengkakan dan menghemat pengeluaran dari kapiler
* Antibakteri : perlawanan aktivitas bakteri, meskipun sambiloto tampak sebagai antibakteri aksi lemah, memiliki efek sangat bermanfaat dalam mengurangi diare dan gejala yang timbul dari infeksi bakteri
* Antimalaria : mencegah infeksi dan multiplikasi parasit dalam aliran darah
* Antihepatotoxic : menghilangkan racun hati
* Antipiretik: peredam demam, baik pada manusia dan binatang, yang disebabkan oleh beberapa infeksi atau racun
* Antithrombotic : pencegahan bekuan darah
* Antiviral : menghambat aktivitas virus, menghambat replikasi HIV
* Antioksidan : beroperasi melawan radikal bebas
* Cancerolytic : melawan bahkan bahkan membunuh sel-sel kanker
* Kardioprotektif : melindungi otot jantung
* m. Koleretik : mengubah sifat dan meningkatkan aliran empedu
* Depurative : membersihkan dan memurnikan sistem, khususnya darah
* Ekspektoran : pembersihan lendir dari sistem pernafasan.
* Hepatoprotektif : melindungi hati dan kantong empedu
* Hipoglisemiknya : peredam gula darah, protektif terhadap diabetes
* Immune Enhancer : meningkatkan fagositosis sel, menghambat replikasi HIV-1, dan meningkatkan CD4 dan limfosit T penting
* Trombolitik : eliminator bekuan darah
* Vermicidal : membunuh cacing usus
VII. Senyawa Kimia yang Terkandung
Komponen utama obat Andrographis adalah andrografolida. Ia memiliki rasa pahit yang sangat, adalah kristal tak berwarna dalam penampilan, dan disebut sebagai diterpen lakton. Bahan kimia obat lain juga prinsip-prinsip pahit: yaitu diterpenoids. deoxyandrographolide,-19ß-D-glukosida, dan neo-andrografolida, semua yang telah diisolasi dari daun. Selain pahit terkait disebutkan, komponen aktif lainnya termasuk 14-deoxy-11, 12 – didehydroandrographolide (andrographlide D), homoandrographolide, andrographan, andrographon, andrographosterin, dan stigmasterol – yang terakhir yang diisolasi dari persiapan Astrographis. Daun mengandung jumlah tertinggi andrografolida (2,39%), aktif fitokimia medicinally paling di pabrik, sedangkan biji mengandung terendah.
Kandungan andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin dalam sambiloto merupakan antibiotika alami. Zat ini membantu tubuh dari dalam untuk mengurangi risiko penuaan kulit dan menjaga fungsi organ tubuh dari efek radikal bebas. Ekstrak sambiloto mampu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi yang menurunkan kualitas organ dalam tubuh, termasuk jaringan kulit. Pemanfaatan herba ini biasanya dalam bentuk kering atau ekstrak daun, batang, akar, dan bunga agar tahan lama.
Sambiloto mengandung andrograpolid, deoksiandrograpolid, dan neograpolid pada seluruh bagian tanaman. Namun, bagian tanaman yang paling banyak mengandung andrograpolid adalah daun (sekitar 1%). Andrograpolid merupakan diterpenelaktode yang digunakan dalam membuat obat. Kandungan komponen aktif pada sambiloto dipengaruhi oleh mutu simplisia, karakter genetik (varietas), cara budi daya (kondisi lahan, tinggi tempat), dan penanganan pascapanen.
Kandungan senyawa fitokimia pada batang sambiloto lebih rendah dibanding pada daun, namun masih memenuhi standar mutu yang ditetapkan Materia Medika Indonesia (MMI). Oleh karena itu, seluruh bagian tanaman (batang, daun, dan buah) dapat digunakan sebagai simplisia. Secara umum senyawa – senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman sambiloto adalah sebagai berikut :
* Saponin
* Flavanoid
* Andrografolid
* Apigenin
* Tanin
* Neo- andrografolid
* Deoksi – andrografolid
* Homo – andrografolid
* Bis – andrografolid
* Dehidro – andrografolid
* Andrografid
* Panikulin
* Mineral (Kalium, kalsium, natrium)
* Asam kersik dan Damar
* Obat Herbal Sambiloto
Banyak sekali manfaat dari daun sambiloto ini, diantaranya adalah untuk mengobati penyakit diabetes atau kencing manis, tifus, dan ada juga yang mengatakan daun sambiloto juga bisa untuk penyakit gatal-gatal dan mencegah kanker, mungkin karena rasa pahit yang khas dari daun ini. Namun yang sudah banyak digunakan dan diakui khasiat dari daun ini adalah untuk mencegah malaria karena itu daun ini disebut juga obat anti malaria. Selain itu, ternyata daun ini juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh atau stamina.
* Obat Ejakulasi Dini
* Obat Herbal Wasir Kapsul Ekstrak
* Obat Herbal Usus Buntu Kapsul
* Obat Herbal TBC Kapsul Ekstrak
IX. Standar Kualitas Simplisia dan Ekstrak
Siplisia tanaman ini adalah Herba sambiloto (Andrographidis Herba) yang merupakan bagian di atas tanah tanaman Andrographis paniculata Burm. f. Ness.
* Kadar abu : tidak lebih dari 12 %
* Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 2,2 %
* Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 18 %
* Kadar sari yang larut dalam etanol : tidak kurang dari 9,7 %
* Bahan organik asing : tidak lebih dari 2 %
* Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
* Isi simplisia : asam kersik, damar logam alkali
* Penggunaan simplisia : diuretik, antipiretik
Kebutuhan sambiloto untuk industri obat tradisional di Indonesia mencapai 33,47 ton simplisia kering atau setara dengan 709,60 ton terna basah per tahun. Penggunaan terbesar terdapat di Jawa Tengah (523,93 ton), disusul Jawa Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.
X. Aspek Budidaya
Tanaman sambiloto belum banyak dibudidayakan. Tanaman ini diperbanyak secara vegetatif dengan setek pucuk, dan secara generatif dengan biji. Untuk pembudidayaan sambiloto dalam skala besar diperlukan penyediaan bibit yang seragam dan dalam jumlah yang banyak, padahal perkecambahan sambiloto tidak seragam. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan percobaan teknik penyemaian sambiloto untuk mendapatkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak.
Dilihat dari ekologi dan penyebarannya, tanaman sambiloto tumbuh di India, semenanjung Malaya, dan hampir di seluruh Indonesia pada tempat terbuka, di kebun, di tepi sungai, pada tanah yang gembur dan sering kali tumbuh dengan cara berkelompok. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1 m sampai 700 m di atas permukaan laut.
Selasa, 19 April 2011
Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
tanaman obat
Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya.
Kulit kayu digunakan untuk i: sariawan.
Daun digunakan untuk : diare,menghitamkan rambut.
Akar digunakan untuk : demam.
Biji digunakan untuk : kencing manis (diabetes melitus).
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. Lihat contoh pemakaian.Untuk pemakaian luar, giling daun sampai halus, lalu tambahkan sedikit air. Gunakan air perasannya untuk menghitamkan rambut yang beruban.
Penyakit Yang Dapat Diobati
Disentri
Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah ,dingin, saring dan minum sehari dua kali, masingmasing tiga perempat gelas.
Demam
Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.
Menghitamkan rambut beruban
Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kain. Gunakan air yang terkumpul untuk membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.
Kencing manis
Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari.
Sariawan
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat .
halaman 181234 »
Site Meter
simple hit counter
Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya.
Kulit kayu digunakan untuk i: sariawan.
Daun digunakan untuk : diare,menghitamkan rambut.
Akar digunakan untuk : demam.
Biji digunakan untuk : kencing manis (diabetes melitus).
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. Lihat contoh pemakaian.Untuk pemakaian luar, giling daun sampai halus, lalu tambahkan sedikit air. Gunakan air perasannya untuk menghitamkan rambut yang beruban.
Penyakit Yang Dapat Diobati
Disentri
Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah ,dingin, saring dan minum sehari dua kali, masingmasing tiga perempat gelas.
Demam
Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.
Menghitamkan rambut beruban
Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kain. Gunakan air yang terkumpul untuk membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.
Kencing manis
Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari.
Sariawan
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat .
halaman 181234 »
Site Meter
simple hit counter
Daun Sendok (Plantago mayor L.) (Ki Urat)
Sinonim :
= P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
Familia :
Planfaginaccae
Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin.
INDIKASI:
Herba berkhasiat mengatasi:
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing,
kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal
(nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
- batu empedu, batu ginjal,
- radang prostat (prostatitis),
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas
(bronkitis),
- diare, disentri, nyeri lambung,
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang
kabur,
- kencing manis (DM),
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
- cacingan, gigitan serangga, dan
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah.
Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- keputihan (leukore) dan
- nyeri otot.
Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian
bawah,
- diare, disentri,
- cacingan,
- penglihatan kabur,
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,
- batuk disertai banyak dahak,
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi),
- sakit kuning (jaundice), dan
- rematik gout.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Melancarkan kencing
a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula
batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air,
sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh
habiskan dalam sehari.
b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1
sendok makan, lalu diminum sekaligus.
2. Kencing berdarah :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan
3. Disentri panas :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan
saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan
sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar.
Minum sekaligus selagi hangat.
4. Disentri basiler, diare :
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu
direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas
Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing
1/2 gelas.
5. Mimisan :
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu
diminum sekaligus.
6. Batuk sesak, batuk darah :
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air
bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih
selama 15 menit. Minum selagi hangat.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 - 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).
= P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
Familia :
Planfaginaccae
Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin.
INDIKASI:
Herba berkhasiat mengatasi:
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing,
kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal
(nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
- batu empedu, batu ginjal,
- radang prostat (prostatitis),
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas
(bronkitis),
- diare, disentri, nyeri lambung,
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang
kabur,
- kencing manis (DM),
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
- cacingan, gigitan serangga, dan
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah.
Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- keputihan (leukore) dan
- nyeri otot.
Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian
bawah,
- diare, disentri,
- cacingan,
- penglihatan kabur,
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,
- batuk disertai banyak dahak,
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi),
- sakit kuning (jaundice), dan
- rematik gout.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Melancarkan kencing
a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula
batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air,
sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh
habiskan dalam sehari.
b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1
sendok makan, lalu diminum sekaligus.
2. Kencing berdarah :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras
dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan
3. Disentri panas :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan
saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan
sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar.
Minum sekaligus selagi hangat.
4. Disentri basiler, diare :
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu
direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas
Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing
1/2 gelas.
5. Mimisan :
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan
secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu
diminum sekaligus.
6. Batuk sesak, batuk darah :
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air
bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih
selama 15 menit. Minum selagi hangat.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 - 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).
Pulai (Alstonia scholaris [L.] R. Br. )
Tanaman Obat : Manfaat / Khasiat
Nama Umum : Pulai
Nama Ilmiah : Alstonia scholaris [L.] R. Br.
Sinonim : A. spectabilis, R.Br.
Familia : Apoeynaccae
Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil’s tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).;
Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan Pulai tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl.
Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 – 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 – 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 – 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 – 23 cm, lebar 3 – 7,5 cm, warna hijau.
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 – 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 – 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan
darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara di jemur atau
pemanasan.
INDIKASI :
Kulit kayu dapat mengatasi:
- demam, malaria, limpa membesar,
- batuk berdahak,
- diare, disentri,
- kurang nafsu makan,
- perut kembung, sakit perut, kolik,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- wasir,
- anemia,
- gangguan haid, dan
- rematik akut.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- borok (ulcer), bisul,
- perempuan setelah melahirkan (masa nifas),
- beri-beri, dan
- payudara bengkak karena bendungan ASI.
CARA PEMAKAIAN :
Kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar,
getahnya diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang
kulit. Air rebusan kulit batang pulai digunakan untuk mencuci luka,
radang kulit bernanah, borok atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam
a. Kulit batang pulai sebanyak 3 g dicuci bersih lalu direbus dengan
1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring, tambahkan 1
sendok makan madu lalu diaduk merata. Minum sekaligus.
b. Kulit batang bagian dalam diremas-remas dengan daun kelici
(Caesalpinia crista Linn.) dan daun sembung, tambahkan sedikit
air. Peras dan saring, minum.
2. Malaria
Kulit batang pulai yang sudah digiling menjadi bubuk, diambil
sebanyak 2 sendok makan. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan
setiap hari sampai sembuh. Selama minum obat ini, hindari makanan
yang asam dan pedas. Bila penyakitnya berat, gunakan kulit pulai
hitam.
3. Diare : Minumlah rebusan kulit batang pulai.
4. Memperkuat lambung :
Kulit batang pulai lapisan sebelah dalam diremas-remas dalam air,
minum.
5. Perut kembung, limpa membesar :
Kulit batang pulai bagian dalam. diremas-remas dengan cuka, lalu
minum.
6. Darah tinggi :
Kulit batang pulai 1/4 jari, daun kumis kucing dan daun poncosudo
sebanyak 1/5 genggam, daun pegagan, dan daun meniran masing-
masing 1/4 genggam, buah ketapang 1 buah, gula enau 3 jari.
Semua bahan dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring,
dibagi untuk 3 kaii minum. Setiap kaii minum cukup 3/4 gelas.
7. Kencing manis / Diabetes mellitus
Kulit batang pulai sebanyak 2 jari, dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
separonya. Setelah dingin disaring, minum 1/2 jam sebelum makan.
Sehari 2 kali, masing-masing 3/4 gelas.
8. Membangkitkan selera makan
Sebanyak 10 g bubuk dari kulit batang pulai diseduh dengan air
mendidih. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk limau, 1 sendok
makan madu dan sedikit garam, aduk merata. Setelah dingin
diminum sekaligus.
9. Borok bernanah
Daun pulai kering digiling menjadi serbuk. Taburkan pada borok
bernanah setelah dibersihkan terlebih dahulu. Lakukan 2 kali sehari,
sampai sembuh.
10. Beri-beri
Ambil daun pulai yang masih muda sebanyak 16 lembar, masukkan
ke dalam bambu, lalu direbus dengan air,bersih. Air rebusannya
diminum pada pagi hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
11. Wanita setelah melahirkan (untuk membersihkan organ dalam)
a. Sediakan daun pulai dan rimpang jahe yang segar secukupnya,
lalu cuci bersih. Buat menjadi jus atau ditumbuk sampai halus.
Saring dan peras, airnya lalu diminum.
b. Kulit pulai dibersihkan, tambahkan sepotong kunyit, sedikit jahe
dan separo buah pala. Rebus dengan cuka encer pada periuk
tanah yang tertutup rapat. Setelah mendidih diangkat. Minum
selagi hangat.
12. Sakit badan dan dada
Gunakan akar pulai yang dikunyah dengan pinang. Balurkan pada
badan yang sakit.
CATATAN :
Ada beberapa jenis pulai, di antaranya pulai putih dan pulai hitam
(pulai
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau.
KANDUNGAN KIMIA :
Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml
Nama Umum : Pulai
Nama Ilmiah : Alstonia scholaris [L.] R. Br.
Sinonim : A. spectabilis, R.Br.
Familia : Apoeynaccae
Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil’s tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).;
Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan Pulai tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl.
Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 – 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 – 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 – 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 – 23 cm, lebar 3 – 7,5 cm, warna hijau.
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 – 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 – 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan
darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara di jemur atau
pemanasan.
INDIKASI :
Kulit kayu dapat mengatasi:
- demam, malaria, limpa membesar,
- batuk berdahak,
- diare, disentri,
- kurang nafsu makan,
- perut kembung, sakit perut, kolik,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- wasir,
- anemia,
- gangguan haid, dan
- rematik akut.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- borok (ulcer), bisul,
- perempuan setelah melahirkan (masa nifas),
- beri-beri, dan
- payudara bengkak karena bendungan ASI.
CARA PEMAKAIAN :
Kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar,
getahnya diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang
kulit. Air rebusan kulit batang pulai digunakan untuk mencuci luka,
radang kulit bernanah, borok atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam
a. Kulit batang pulai sebanyak 3 g dicuci bersih lalu direbus dengan
1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring, tambahkan 1
sendok makan madu lalu diaduk merata. Minum sekaligus.
b. Kulit batang bagian dalam diremas-remas dengan daun kelici
(Caesalpinia crista Linn.) dan daun sembung, tambahkan sedikit
air. Peras dan saring, minum.
2. Malaria
Kulit batang pulai yang sudah digiling menjadi bubuk, diambil
sebanyak 2 sendok makan. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan
setiap hari sampai sembuh. Selama minum obat ini, hindari makanan
yang asam dan pedas. Bila penyakitnya berat, gunakan kulit pulai
hitam.
3. Diare : Minumlah rebusan kulit batang pulai.
4. Memperkuat lambung :
Kulit batang pulai lapisan sebelah dalam diremas-remas dalam air,
minum.
5. Perut kembung, limpa membesar :
Kulit batang pulai bagian dalam. diremas-remas dengan cuka, lalu
minum.
6. Darah tinggi :
Kulit batang pulai 1/4 jari, daun kumis kucing dan daun poncosudo
sebanyak 1/5 genggam, daun pegagan, dan daun meniran masing-
masing 1/4 genggam, buah ketapang 1 buah, gula enau 3 jari.
Semua bahan dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring,
dibagi untuk 3 kaii minum. Setiap kaii minum cukup 3/4 gelas.
7. Kencing manis / Diabetes mellitus
Kulit batang pulai sebanyak 2 jari, dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
separonya. Setelah dingin disaring, minum 1/2 jam sebelum makan.
Sehari 2 kali, masing-masing 3/4 gelas.
8. Membangkitkan selera makan
Sebanyak 10 g bubuk dari kulit batang pulai diseduh dengan air
mendidih. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk limau, 1 sendok
makan madu dan sedikit garam, aduk merata. Setelah dingin
diminum sekaligus.
9. Borok bernanah
Daun pulai kering digiling menjadi serbuk. Taburkan pada borok
bernanah setelah dibersihkan terlebih dahulu. Lakukan 2 kali sehari,
sampai sembuh.
10. Beri-beri
Ambil daun pulai yang masih muda sebanyak 16 lembar, masukkan
ke dalam bambu, lalu direbus dengan air,bersih. Air rebusannya
diminum pada pagi hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
11. Wanita setelah melahirkan (untuk membersihkan organ dalam)
a. Sediakan daun pulai dan rimpang jahe yang segar secukupnya,
lalu cuci bersih. Buat menjadi jus atau ditumbuk sampai halus.
Saring dan peras, airnya lalu diminum.
b. Kulit pulai dibersihkan, tambahkan sepotong kunyit, sedikit jahe
dan separo buah pala. Rebus dengan cuka encer pada periuk
tanah yang tertutup rapat. Setelah mendidih diangkat. Minum
selagi hangat.
12. Sakit badan dan dada
Gunakan akar pulai yang dikunyah dengan pinang. Balurkan pada
badan yang sakit.
CATATAN :
Ada beberapa jenis pulai, di antaranya pulai putih dan pulai hitam
(pulai
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau.
KANDUNGAN KIMIA :
Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml
TAPAK DARA (Catharathus Roseus L.G. Don.)
Latin : Catharanthus roseus, (L) G. Don. / Lochnera rosea, (L) Rohb./ Vinca rosea, Linn.
Indonesia : Tapakdara / Kembang Sari Cina
English : Perwinkle
Cina : Chang Chun Hua
Malaysia : Kemiting Cina / Rumput Jalang
Suku: Apocynaceae
Daerah asal tumbuhan :
- Amerika Tengah
Pengenalan spesifikasi tumbuhan :
Biasanya tanaman semak ini sering tumbuh liar dan dipelihara sebagai tanaman hias. Tumbuhan semak tegak ini tingginya sekitar 100 cm, dan tumbuh subur di padang atau pedesaan beriklim tropis. Ada pun yang banyak dipakai sebagai obat adalah tapak dara yang tajuknya putih. Tapakdara memiliki rumah biji berbentuk silindris yang menggantung pada batang. Penyebaran tanaman ini dengan biji. Batangnya berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang dan berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunga tapak dara mirip terompet dengan permukaan berbulu halus, ada yang tajuknya berwarna putih dan ada yang berwarna merah keunguan.
Kandungan kimia & Manfaat:
Pada akar, batang, daun hingga bunga Tapakdara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain Zat alkaloida (vinkristin, vinblastin, vinleurosin dan vinrosidin). Zat vindolin yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah dan dipakai sebagai obat penenang. Kandungan zat vinblastin dan vincristine yang terdapat pada tanaman tapak dara bermanfaat sebagai anti kanker.
Khasiat dan Manfaat untuk pengobatan :
1. Diabetes mellitus (sakit gula / kencing manis)
2. Hipertensi
3. Leukemia
4. Asma dan bronkhitis
5. Demam
6. Batu Ginjal
7. Anemia
8. Bisul, borok
9. Luka bakar
Indonesia : Tapakdara / Kembang Sari Cina
English : Perwinkle
Cina : Chang Chun Hua
Malaysia : Kemiting Cina / Rumput Jalang
Suku: Apocynaceae
Daerah asal tumbuhan :
- Amerika Tengah
Pengenalan spesifikasi tumbuhan :
Biasanya tanaman semak ini sering tumbuh liar dan dipelihara sebagai tanaman hias. Tumbuhan semak tegak ini tingginya sekitar 100 cm, dan tumbuh subur di padang atau pedesaan beriklim tropis. Ada pun yang banyak dipakai sebagai obat adalah tapak dara yang tajuknya putih. Tapakdara memiliki rumah biji berbentuk silindris yang menggantung pada batang. Penyebaran tanaman ini dengan biji. Batangnya berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang dan berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunga tapak dara mirip terompet dengan permukaan berbulu halus, ada yang tajuknya berwarna putih dan ada yang berwarna merah keunguan.
Kandungan kimia & Manfaat:
Pada akar, batang, daun hingga bunga Tapakdara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain Zat alkaloida (vinkristin, vinblastin, vinleurosin dan vinrosidin). Zat vindolin yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah dan dipakai sebagai obat penenang. Kandungan zat vinblastin dan vincristine yang terdapat pada tanaman tapak dara bermanfaat sebagai anti kanker.
Khasiat dan Manfaat untuk pengobatan :
1. Diabetes mellitus (sakit gula / kencing manis)
2. Hipertensi
3. Leukemia
4. Asma dan bronkhitis
5. Demam
6. Batu Ginjal
7. Anemia
8. Bisul, borok
9. Luka bakar
Neptunus
Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari.
Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid dan Larissa.
Penemuan
Penemu Urbain Le Verrier
John Couch Adams
Johann Galle
Tanggal ditemukan 23 September 1846[1]
Penamaan
Adjektif Neptunian
Ciri-ciri orbit[2][3]
Epos J2000
Aphelion 4.553.946.490 km
30,44125206 SA
Perihelion 4.452.940.833 km
29,76607095 SA
Sumbu semi-mayor 4.503.443.661 km
30,10366151 SA
Eksentrisitas 0,011214269
Periode orbit 60.190 hari
164,79 tahun
Periode sinodis 367.49 day[4]
Kecepatan orbit rata-rata 5,43 km/s[4]
Anomali rata-rata 267,767281°
Inklinasi 1,767975° ke Ekliptika
6,43° ke ekuator Matahari
0,72° ke bidang Invariabel[5]
Bujur node menaik 131,794310°
Argumen perihelion 265,646853°
Satelit 13
Ciri-ciri fisik
Jari-jari khatulistiwa 24.764 ± 15 km[6][7]
3,883 Bumi
Jari-jari kutub 24.341 ± 30 km[6][7]
3,829 Bumi
Kepepatan 0,0171 ± 0,0013
Luas permukaan 7,6408×109 km²[7]
14,98 Bumi
Volume 6,254×1013 km³[4][7]
57,74 Bumi
Massa 1,0243×1026 kg[4]
17,147 Bumi
Kepadatan rata-rata 1,638 g/cm³[4][7]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa 11.15 m/s²[4][7]
1.14 g
Kecepatan lepas 23,5 km/s[4][7]
Hari sideris 0,6713 hari[4]
16 j 6 men 36 d
Kecepatan rotasi 2,68 km/det
9,660 km/jam
Kemiringan sumbu 28,32°[4]
Asensio rekta bagi kutub utara 19j 57m 20d[6]
Deklinasi 42,950°[6]
Albedo 0,290 (terikat)
0,41 (geometrik)[4]
Suhu permukaan
level 1 bar
0,1 bar
(10 kPa)
min rata-rata maks
72 K[4]
55 K[4]
Magnitudo tampak 8,0 sampai 7,78
Ukuran sudut 2,2″–2.4″
Atmosfer[4]
Tinggi skala 19,7 ± 0,6 km
Komposisi
80±3,2% Hidrogen (H2)
19±3,2% Helium
1,5±0,5% Metana
~0,019% Hidrogen deuterida (HD)
~0,00015% Etana
Es:
Amonia
Air
Amonium hidrosulfida(NH4SH)
Metana
Langganan:
Postingan (Atom)