Rabu, 20 April 2011

Obat Herbal

1. Obat HERBAL UNTUK PENYAKIT ASMA

Ramuan yang Bisa Digunakan untuk Mengobati Penyakit Asma,antara lain:
Ramuan I
Bahan-bahan
Untuk obat dalam, sediakan kencur secukupnya, dau sendok makan madu, dan satu butir telur ayam. Sementara itu, untuk obat luar, sediakan tujuh lembar daun sirih, satu sendok teh lada putih, dan minyak kayu putih.

Cara membuat
Kencur dicuci bersih, lalu diperut dan diperas. Hasil perasan kencur dicampur dengan madu dan telur ayam, lalu dikocok. Sebelum diminum, campuran ini didiamkan sebentar. Ramuan ini digunakan sebagai obat dalam. Sementara itu, ramuan obat luar dibuat dengan menggerus daun sirih dan lada putih hingga lumat dan halus. Hasil gerusan tadi dicampur dengan minyak kayu putih secukupnya. Penggunaannya dilakukan dengan cara membalurkan ramuan ini di dada dan leher.

Ramuan II

Bahan-bahan
Enam lembar daun randu (kapuk) yang masih muda dan satu sendok makan madu.

Cara membuat

Daun randu dicuci bersih lalu digiling hingga halus. Hasil gilingan daun randu diseduh dengan secangkir air panas dan ditambahkan madu. Air seduhan tersebut disaring.

Cara memakai
Dosis yang dianjurkan cukup dua kali sehari sebayak dua sendok makan. ramuan ini diminum dalam keadaan hangat-hangat kuku.

Ramuan III

Bahan-bahan
Sepuluh siung bawang putih dan satu sendok makan madu.

Cara membuat
Bawang putih dikupas dan dicuci bersih, Kemudian dipotong-potong agak tipis. Hasil irisannya direbus dengan dua gelas air sampai tersisa hanya sekitar seperempat gelas. Air rebusan didinginkan, lalu disaring. Sebelum diminum, ditambahkan madu.

Cara memakai
Dosis yang dianjurkan tiga kali sehari sebanyak setengah gelas.

Ramuan IV

Bahan-bahan
Satu genggam daun tanjung muda dan dua sendok makan kikisan kayu cendana.

Cara membuat
Daun tanjung muda dikeringkan dan dijadikan serbuk. Serbuk daun tanjung dicampur dengan kikisan kayu cendana.

Cara memakai
Jika penyakit asma kambuh, isaplah ramuan ini beberapa kali.

Ramuan V

Bahan-bahan
Delapan lembar daun sirih, dua belas lembar daun akar gamat, dua puluh butir biji buah putat, tiga puluh butir lada putih, dan tiga sendok teh minyak kayu putih.

Cara membuat

Semua bahan dicuci hingga bersih, lalu ditumbuk sampai halus. Campuran bahan yang sudah halus diremas-remas sambil dicampur dengan minyak kayu putih.

Cara memakai
Ramuan ini dibalurkan ke bagian dada dan punggung penderita asma.

Ramuan VI

Bahan-bahan
Tujuh lembar daun sambiloto, satu sendok teh saga manis, satu sendok teh bunga belimbing, tujuh biji cengkih, tujuh biji kemukus, dan satu jari tangan kayu manis.

Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin, air rebusan tersebut disaring.

Cara memakai
Ramuan ini diminum tiga kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum.

Ramuan VII

Bahan-bahan
Sepuluh batang sereh dan gula secukupnya.

Cara membuat
Batang sereh dicuci bersih, lalu dimemarkan. Setelah itu, batang sereh direbus dengan lima gelas air, lalu ditambahkan gula secukupnya. Setelah tersisa sekitar dua setengah gelas, air rebusan diangkat dan didinginkan.

Cara memakai
Ramuan ini diminum empat kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum.

Ramuan VIII

Bahan-bahan
Satu atau dua buah mengkudu yang sudah matang, wortel, dan jeruk lemon secukupnya

Cara membuat
Buah mengkudu yang sudah matang dicuci bersih, dipotong-potong kecil, lalu dibuat jus dengan cara di-blender. Wortel dan jeruk lemon juga dibuat jus masing-masing sebanyak satu gelas. Jus wortel dan jeruk lemon ditambahkan ke dalam jus mengkudu, lalu diaduk secara merata.

Cara memakai
Ramuan ini diminum tiga kali sehari secara teratur.

Ramuan IX

Bahan –bahan
Dua buah mengkudu yang sudah matang, satu siung jahe, dan madu secukupnya.

Cara membuat
Buah mengkudu dan jahe dicuci bersih, lalu dipotong-potong. Setelah itu, di-blender dan ditambahkan air secukupnya, lalu direbus hingga mendidih. ke dalam rebusan tersebut ditambahkan madu secukupnya, lalu diaduk hingga merata. Ramuan ini dapat diminum dalam keadaan hangat.

Ramuan X

Bahan-bahan
Lima belas gram jahe, dua ratus gram lobak, dan dua sendok makan madu.

Cara membuat
Semua bahan dicuci bersih, lalu di-blender dan ditambahkan madu. Aduk hingga merata, dan dapat segera diminum.

Cara memakai
Dapat diminum 2 kali sehari secara teratur.

Ramuan XI

Bahan-bahan
Lima belas gram jahe, sepuluh gram daun jinten, satu ibu jari kayu manis, lima belas gram umbi bidara upas, empat butir kemukus, dan satu sendok makan madu.

Cara membuat

Semua bahan dicuci bersih, lalu direbus dalam 600 ml air hingga tersisa sekitar 300 ml. kemudian, larutan tersebut disaring dan ditambahkan madu, lalu diaduk hingga merata.

Cara memakai
Dapat diminum 2 kali setiap hari.

Ramuan XII

Bahan-bahan
Lima gram jahe dan tiga puluh gram sambung nyawa.

Cara membuat
Jahe dikupas lalu bersama sambung nyawa dicuci bersih. Setelah itu, direbus dalam 500 ml air hangat hingga tersisa sekitar 250 ml, lalu disaring.

Cara memakai
Air rebusannya diminum selagi hangat sebanyak 2 kali setiap hari.

Selain perawatannya dengan berbagai ramuan tradisional, penderita asma dianjurkan untuk tidak merokok, mengurangi makanan atau minuman dingin, tidak mandi terlalu malam, serta menjaga emosi dan stamina supaya tetap stabil.


2. Batu Ginjal
Aren, Sinonim: Arenga sacchrifera Labill. Familiar Arecaceae (Palmae).
Aren tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm. sebagian batang yang cukup panjang berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, di bagian bawah terdapat lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol. jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali, cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12 – 15 mm. Bunga betina berdiri sendiri, hampir bulat seperti bola. Buah buni bulat peluru, dengan Ujung pesok ke dalam. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam 1 – 1400 m di atas permukaan laut. Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman dapat dipakai, akarnya sebagai bahan anyaman dan cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya untuk tongkat jalan dan usuk genting, sayur-mayur, tulang daun untuk sapu dan kranjang, daun muda untuk mengganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, genting, keranjang, sapu, sikat, terasnya dibuat “sagu”. Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, kemudian dibuat gula (gula jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka, bijinya dibuat manisan dan dimakan (kolang-kaling). Bagian yang digunakan tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar.
Nama Daerah:
Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau, Biluluk (Minangkabau); Kawung, Taren (Sunda); Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (Bali); Meka (Sawu); Moke, Huwat (Flores); Akel, Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate).
Nama Simplisia:
Arengae pinnatae Radix; Akar Aren.
Ramuan: Akar Aren 2 gram, Daun Keji beling 3 gram, Akar Alang-alang 3 gram, Herba Meniran 3 gram, Air 20 ml.
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian Diminum 1 kali sehari, 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari atau sampai batu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun kumis kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.

3. Demam berdarah
Demam berdarah disebabkan virus dengan perantaraan nyamuk aedes aegypti. Gejala demam berdarah adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba, sakit perut, batuk, kerongkongan sakit, dan sesak napas. Pada kulit penderita timbul bintik-bintik merah yang kadang diikuti pula dengan berak darah, pendarahan dari hidung, dan perndarahan pada bagian putih mata.

Beberapa ramuan untuk penobatan demam berdarah
(Pilih salah satu resep di bawah ini ):

Ramuan Obat Tradisional 1 :
Buatlah jus yang terdiri dari jambu klutuk/jambu biji secukupnya, 10 gram kunyit, dan 10 gram temu lawak.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari

Ramuan Obat Tradisional 2 :
30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc.
Pemakaian : Minum selagi hangat sebanyak 2 kali sehari

Ramuan Obat Tradisional 3 :
Rebus 30 gram daun patikan kebo dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Pemakaian : Minum selagi hangat 2 kali sehari
Ramuan Obat Tradisional 4 :
Jika demam tinggi: 60 gram daun sambiloto direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Pemakaian : Minum airnya selagi hangat, konsumsi 2 kali sehari

Ramuan Obat Tradisional 5 :
Lubangi ujung 1 butir buah kelapa. Peras 1 butir jeruk nipis, lalu masukkan airnya ke dalam kelapa.
Pemakaian : Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

Ramuan Obat Tradisional 6 :
10 gram meniran dan 10 gram pegagan dicuci bersih, lalu rebus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas air.
Pemakaian : Minum 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.

4. PENYAKIT GONDOK / PAROTITIS EPEDEMIKA

Gondok atau orang menyebutnya dengan istilah gondongan atau beguk atau dalam bahasa medis Parotitis epedemika, adalah jenis penyakit yang belum diketahui secara tepat penyebabnya. Yang jelas bibit penyakit ini termasuk golongan virus. Penyakit ini sering timbul sebagai wabah dan banyak menyerang anak-anak pada usia 6-12 tahun. Masa tunasnya antara 2- 3 minggu, dan penyakit gondok ini termasuk jenis penyait yang menular.

Gejala-gejala yang sering timbul pada penderita penyakit gondok :

* Kelenjar ludah telinga / parotitis kelihatan bengkak.
* Mulut terasa tegang dan nyeri, terutama bila mengunyah dan menelan.
* Seringkali muntah-muntah dan nafsu makan berkurang.
* Suhu badan naik.
* Kadang-kadang telinga serasa berdengung.

Pengobatan penyakit gondok dengan pengobatan herbal :

1. Daun tarum 1/3 genggam, daun halur 1/4 genggam, daun tempuh wijang 1/3 genggam. Semua bahan ini dicuci bersih lalu digiling halus-halus. Bubuhilah dengan minyak gandapura 2 sendok makan. Gunakanlah ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit, 2 kali sehari atau sebanyak yang diperlukan.
2. Daun simbar menjangan 2 lembar, dicuci lalu digiling halus-halus berilah garam dan air secukupnya. Gunakan ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kali sehari.
3. Daun dan buah mandu masing-masing 5 lembar dan 2 buah, mesoyi 2 jari, semua bahan dicuci dan ditumbuk halus. Remas-remas dengan air garam secukupnya. Gunakan ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kali sehari. Sebanyak yang diperlukan.
4. Daun terup 3/4 genggam, daun belimbing buluh 1/2 genggam, bawang merah 3 butir. Kesemua bahan ini dicuci hingga bersih, lalu diremas dengan air cuka 3 sendok makan. Gunakanlah ramuan herbal ini untuk melumasi pada bagian yang sakit 2 kai sehari sebanyak yang diperlukan.

5. Hepatitis
Bahan-bahan tanaman obat untuk membantu proses perbaikan fungsi hati biasanya bersifat hepatoprotektif. Bahan-bahan itu antara lain kurkumin yang bisa diperoleh dari temulawak dan kunyit, filantin dari meniran, silimarin dari widuran, aukubin dari daun sendok, glycyrrhisic acid dari saga, minyak asiri dari bawang putih, krisofanol dari kelembak, gingerol dari jahe, wedelolakton dari urang-aring, andrografolid dari sambiloto, dan sianidol dari zat samak.

Beberapa Contoh Ramuan
Banyak resep ramuan tanaman obat, salah satunya dari Dr. Setiawan Dalimartha, bermanfaat untuk memperbaiki fungsi hati. Beberapa di antaranya disajikan karena bahan-bahannya mudah didapat. Namun, sebaiknya penderita tetap melakukan konsultasi pada dokter bila memakai resep-resep ini:

Ramuan 1
Bahan
- satu jari batang brotowali
- tiga gelas air
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Cucilah batang brotowali lalu potong-potong seperlunya. Rebuslah dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah dan tambahkan sesendok madu. Minum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.

Ramuan 2
Bahan
- 9-15 gram batang bugenfil yang telah dikeringkan
- tiga gelas air
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Setelah dibersihkan, potonglah batang bugenfil tipis-tipis. Masukkan dalam panci email sembari ditambah tiga gelas air. Rebus sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah. Minumlah air saringan setelah ditambah madu. Air saringan diminum dua kali sehari, pagi dan sore, masing-masing setengah gelas.

Ramuan 3
Bahan
- segenggam daun pare segar
- satu cangkir air matang
- garam secukupnya
Cara Membuat
Cuci bersih daun pare dan bilaslah dengan air matang. Tumbuklah daun sampai halus sambil ditambah air satu cangkir. Aduk sampai merata dan tambahkan sedikit garam. Saringlah ramuan itu dan minumlah pada pagi hari sebelum makan.
Catatan: Resep ini jangan digunakan bila sedang hamil karena dapat menyebabkan keguguran.

Ramuan 4
Bahan
- dua buah tomat masak
- gula pasir secukupnya
Cara Membuat
Setelah dicuci, potong-potonglah buah tomat untuk dijadikan jus. Namun, bila tidak mempunyai alatnya, buah tersebut bisa direbus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, lumat atau giling, kemudian diperas. Air perasan ditambahi sediki gula baru kemudian diminum dua kali sehari.

Ramuan 5
Bahan
- tiga buah mengkudu masak atau segenggam kulit mengkudu
- selembar daun pisang
- sepotong kain
- cuka secukupnya
Cara I
Buah mengkudu dicuci lalu dibilas dengan air matang. Parut dan peraslah dengan sepotong kain. Air perasan diminum.
Cara II
Untuk pemakaian luar, kulit mengkudu ditumbuk halus lalu diaduk dengan sedikit cuka. Bungkus ramuan dengan daun pisang. Panaskan sebentar di atas api atau dikukus. Dalam keadaaan hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada perut kanan atas, tempat hati yang sedang membengkak dan sakit.

Ramuan 6
Bahan
- satu sendok makan biji pepaya
- tiga jari tangan buah pepaya mengkal
- madu secukupnya
Cara Membuat
Biji dan buah pepaya diblender atau tumbuk bijinya sampai halus sementara buahnya diparut. Adonan tersebut dijadikan satu ditambah madu secukupnya, lalu diminum.
Catatan: Wanita hamil dilarang minum ramuan ini karena bisa menyebabkan keguguran.

Ramuan 7
Bahan
- wortel segar secukupnya
Cara Membuat
Wortel dibersihkan lalu dicuci dengan air matang. Potong seperlunya dan buatlah menjadi jus. Bisa juga wortel diparut dan hasilnya diperas, kemudian disaring sampai terkumpul sampai satu gelas. Sari wortel tersebut bisa langsung diminum.
Catatan: Kebanyakan makan wortel bisa menyebabkan warna kulit menjadi kuning. Bila hal itu terjadi, hentikan minum ramuan untuk sementara waktu. Warna kulit pun akan normal kembali.

Ramuan 8
Bahan
- dua jari rimpang segar temulawak
- madu secukupnya
Cara Membuat
Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu dicuci bersih. Bilas dengan air matang kemudian diparut. Tambahkan setengah cangkir air hangat dan satu sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan saringlah. Air saringan diminum sehari dua kali sehari.

Ramuan 9
Bahan
- satu jari rimpang kunyit
- satu sendok makan madu
Cara Membuat
Rimpang kunyit dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air pada parutan. Parutan kemudian disaring dan tambahkan madu. Minumlah tiga kali sehari.

obat herbal, obat herbal hepatitis, obat penyakit hepatitis b, obat untuk hepatitis, obat tradisional hepatitis, sakit fungsi hati, ramuan obat penyakit hepatitis, ramuan tradisional, cara membuat ramuan tradisional sakit hepatitis, obat alami penyakit hepatitis a b c, apa itu hepatitis, tanaman obat, resep tradisional ramuan obat

6.Obat Sakit Jantung Dengan Ramuan Alami Tradisional
Sukun termasuk dalam genus Artocarpus (famili Moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab di kawasan Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar, dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 – 3 kg. Buah sukun bisa digunakan untuk bahan pangan. Orang biasa memanfaatkannya untuk makanan ringan, semisal direbus, digoreng, atau dibuat keripik dan kolak. Ada juga yang memanfaatkannya sebagai bahan baku tepung dan mi.

Tak banyak orang yang menanamnya. Selain kurang “menjual”, masyarakat belum begitu tahu manfaat tanaman tersebut. Sering dijumpai orang menebang pohon tersebut di pekarangannya, dan menggantinya dengan tanaman lain seperti pisang atau mangga. Tapi sesungguhnya sukun sangat bermanfaat. Daunnya mempunyai khasiat buat kesehatan, efektif untuk mengobati berbagai penyakit seperti liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, pembesaran limpa, jantung, dan ginjal. Bahkan, masyarakat Ambon memanfaatkan kulit batangnya untuk obat mencairkan darah bagi wanita yang baru 8-10 hari melahirkan.
Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan. Menyelamatkan Ginjal Ada juga yang menjadikan daun tersebut sebagai alternatif untuk menyelamatkan ginjal yang sakit. Caranya mudah, tapi harus telaten.

Langkah awal, siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika pun tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh.
Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya.

Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus.
Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.

Daun sukun juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Caranya, ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal.

Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari.

Beberapa pakar obat tradisional memang meragukan khasiat daun sukun. Namun masyarakat sudah percaya dan membuktikan khasiat daun sukun yang dapat menyembuhkan penyakit jantung dan ginjal.

Dalam buku Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor, tanaman ini tidak termuat. Satu-satunya literatur yang mengungkap efek diuretik dan kardiotonik sukun hanya buku Indian Medicinal Plants. Itu pun hanya menyangkut buahnya. Apakah bahan kimia yang dikandungnya itu berkhasiat ?

Tentu saja masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang terkait, karena memang obat tradisional dari tanaman dipercaya walaupun awalnya hanya cerita dari mulut ke mulut. Jadi, penelitian itu amat penting bagi dunia kesehatan.

7. Maag
Gejala:
Perut terasa perih dan mual akibat terlambat makan

Penyebab:
Pola makan tidak teratur.
Gangguan pencernaan / lambung

Bahan Obat:
Kacang hijau 1/4 kg

Pengolahan:
Kacang hijau dicuci bersih, kemudian dijemur / keringkan.
Setelah itu digoreng tanpa menggunakan minyak / sangrai hingga terlihat matang.
Setelah matang angkat dan tumbuk hingga halus.
Hasil tumbukan / bubuk kacang hijau tadi yang digunakan sebagai ramuan.
Setiap hari gunakan satu sendok makan bubuk kacang hijau tadi dicampur air putih segelas. Minum hingga sakit berangsur hilang /sembuh.


8. Radang Usus
Gastrocolitisulceratif umumnya memiliki gejala nyeri ulu hati yang terasa sampai punggung disertai BAB (buang air besar) lengket dan berlendir. Radang terjadi dari lambung sampai usus besar disertai penipisan dinding saluran cerna.

Resep Obat Herbal Tradisional ini mungkin dapat membantu mengatasi radang usus Anda.

Bahan:
· Laos 5 gram (3 jari)

· Temulawak 5gram (3 jari)

· Kayurapet 1 gram (1 sendok teh)

· Adas 3 gram (3 sendok teh)

· DaunSembung 1,5 gram

· DaunSalam 1,5 gram (5lembar)

Cara membuat ramuan herbal:

Rebus semua bahan dalam 2 gelas air hingga sisa 1 gelas. Minum selagi hangat antara pukul 19.00-20.00. Gunakan kuali tanah liat atau panci logam berlapis (email) untuk perebusannya. Ganti bahan tiap kali membuat.

Konsumsi 3-6 bulan dalam 2 minggu pertama perut dan pencernaan mungkin terasa lebih nyaman.

Hindari makanan berbahan ketan selama 1-1,5 tahun karena menyebabkan luka saluran cerna tidak dapat menutup meski diobati. Selain itu hindari pula konsumsi makanan yang bersifat merangsang seperti kopi, cokelat atau rokok

Periksakan diri Anda secara berkala terutama ke dokter spesialis penyakit dalam (internis).


9. Flu
Flu merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala demam secara mendadak, otot-otot sakit , badan terasa dingin, sakit kepala ,batuk, pilek, dan badan terasa lemah.

Flu disebabkan oleh virus Influenza. Influenza sangat mudah menular dan biasanya berjangkit saat udara dingin/lembap, yaitu saat musim hujan.

Saat kondisi badan dalam keadaan baik, serangan influenza tidak akan menimbulkan akibat yang terlalu berat. Namun ketika kondisi tubuh lemah, virus influenza mudah menyerang dan mengakibatkan keadaan parah yang jika tidak segera teratasi dapat menyerang otak dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri di kepala, insomnia, menurunnya kesadaran, kejang, depresi mental, radang saraf, dan lain-lain.

Pengobatan (Pilih salah satu resep di bawah ini):

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 1 :

15 gram jahe dan 2 batang daun bawang putih direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 2 :

10 gram bawang putih, 10 gram bawang merah, dan 10 gram jahe diiris-iris lalu diseduh dengan air mendidih kemudian tempatnya ditutup selama 15 menit. Setelah itu, jahenya dibuang, sedangkan bawang putih dan bawang merahnya bisa dimakan dan airnya diminum.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 3 :

30-60 gram sawi tanah dan 10-15 gram bawang putih direbus dengan air secukupnya kemudian airnya diminum selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 4 :

60 gram tanaman sawi tanah dan 15 gram bawang putih direbus dengan air secukupnya, kemudian air rebusannya diminum selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 5 :

Peras 1 buah jeruk purut matang yang berair, lalu seduh airnya dengan 60 ml air panas.

Pemakaian : Minum sekaligus selagi hangat.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 6 :

Cuci bersih 15 gram daun gandola segar, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan sedikit garam sambil diaduk hingga larut.

Pemakaian : Minum sekaligus.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 7 :

Parut ¼ butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, lalu campurkan. Setelah itu, tambahkan 1 gelas air matang, lalu peras.

Pemakaian : Minum 1 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 8 :

Siapkan 2,5 cm rimpang jahe (dikupas dan diparut), ½ sendok teh cabai bubuk kering, 2 sendok makan air jeruk lemon, 1-2 siung bawang putih (digerus halus), dan madu sesuai selera. Rebus jahe dengan 2 gelas air, kecilkan api, dan biarkan selama 5 menit. Tambahkan cabai bubuk dan rebus kembali selama 1 menit. Angkat ramuan, lalu tambahkan air jeruk lemon, bawang putih, dan madu. Diamkan sebentar, lalu saring.

Pemakaian : Minum hangat-hangat.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional flu 9 :

Rebus 100 gram jahe segar yang diiris-iris beserta dengan 1 batang kayu manis yang dipecah-pecah, 1 sendok teh ketumbar , 3 buah cengkih, dan 1 iris jeruk lemon dengan 500 ml air. Setelah mendidih biarkan selama 15 menit. Angkat, saring. Untuk menambah rasa, dapat ditambahkan madu.

Pemakaian : Minum hangat, 1 cangkir setiap 2 jam.

Catatan:
kami menyediakan informasi pengobatan herbal alami dan obat tradisional. Kami menyarankan untuk mengkonsultasikan penyakit Anda kepada dokter dan mengkonsultasikan pengobatan yang Anda terima kepada Apoteker.

10.Masuk Angin
Obat Herbal Masuk Angin

Masuk angin dapat disebabkan oleh kehujanan, kurang tidur, terkena angin malam, dan perut kosong atau pencernaan terganggu. Biasanya masuk angin merupakan gejala dari adanya penyakit lain seperti influenza, gangguan pencernaan atau malaria.

Masuk angin merupakan gangguan umum yang dapat terjadi pada setiap orang. Gejala masuk angin adalah perut kembung, kepala pusing, berkeringat dingin, dan lain-lain. Biasanya masuk angin juga di iringi rasa mual dan terasa pahit jika lidah mengecap makanan.

Pengobatan (Pilih salah satu ramuan obat herbal masuk angin di bawah ini):

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 1 :

200 gram ubi merah (dikupas dan di potong-potong), 15 gram jahe merah/jahe biasa, 1 butir biji pala (dimemarkan), 5 butir cengkeh, 10 butir kapulaga, 1 ibu jari kayu manis, 10 butir merica, dan gula merah secukupnya direbus dengan air secukupnya. Tunggu hingga airnya hangat lalu diminum dan ubinya dimakan.

Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 2 :

25 gram kencur, 15 gram jahe, dan 3 butir kapulaga direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tunggu hingga air rebusannya hangat lalu diminum.

Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 3 :

2 pilah daun pepaya dicuci bersih lalu direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tunggu hingga air rebusannya hangat lalu diminum.

Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 4 :

80 gram daun lidah buaya, 15 gram jahe, 20 gram kencur, dan 25 gram temu lawak direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc kemudian diminum selagi hangat.

Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 5 :

Rebus dalam 600 ml air bahan yang terdiri dari : 30 gram lengkuas yang telah diiris-iris, 20 gram jahe yang telah diiris-iris, 2 batang serai, 10 butir cengkih, 6 butir kapulaga, dan gula aren secukupnya. Rebus hingga tersisa 300 ml, lalu saring.

Pemakaian : Minum hangat-hangat, 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 6 :

Rebus bahan-bahan yang terdiri dari : 25 gram lempuyang yang telah diiris-iris, 25 gram bangle, 5 gram pala yang telah ditumbuk halus, dan 1 sendok teh lada yang telah ditumbuk halus. Bahan direbus dalam 600 cc air hingga tersisa 300 cc.

Pemakaian : Minum hangat-hangat, 2 kali sehari.

Ramuan Tanaman obat Herbal Tradisional masuk angin 7 :

Siapkan bahan yang terdiri dari : 5 buah cabai jawa, 10 gram daun mint, 10 gram kulit jeruk purut, 25 gram temulawak. Bahan-bahan direbus dengan 600 ml air, hingga tersisa 300 ml air lalu disaring

Pemakaian : minum hangat-hangat, 2 kali sehari.

Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)
Mahoni ditemukan tumbuh liar di hutan jati, di tempat-tempat yang dekat dengan pantai atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman ini berasal dari Hindia Barat dan dapat tumbuh subur di pasir payau dekat pantai.

Pohon, tinggi 5-25 m, batangnya bulat, banyak percabangan, kayunya bergetah dan berakar tunggang. Daun majemuk menyirip genap. Helaian anak daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua menjadi hijau. Bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga berbentuk silindris, berwarna coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain, berbentuk sendok, berwarna hijau. Mahkota silindris, berwarna kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari berwarna putih dan kuning kecoklatan. Mahoni berbunga setelah umur 7 tahun. Buahnya buah kotak, berbentuk bulat telur, berlekuk lima, berwarna coklat. Bijinya pipih, berwarna hitam atau coklat.

Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran. Mahoni dapat diperbanyak dengan biji.

kandungan Kimia
Mahoni mengandung saponin dan flavonoida

Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah biji yang dikeringkan, lalu digiling halus sampai menjadi serbuk.

Indikasi
Biji digunakan untuk pengobatan:

* Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
* Kencing manis (Diabetes Mellitus)
* Tidak nafsu makan
* Rematik
* Demam, masuk angin dan
* Eksim

Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/2 cangkir air panas.
Mahoni tidak pernah digunakan untuk obat luar.

 Pemakaian
11. Tekanan Darah Tinggi
Keringkan 8g biji mahoni segar, lalu giling sampai halus. Seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi menjadi 2 bagian. Untuk pengobatan minum ramuan ini pagi dan sore.

Seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/2 cangkir air panas. Selagi hangat, tambahkan 1 sendok makan madu, aduk lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari tergantung tingginya tekanan darah.

12. Kencing Manis
Seduh 1/2 sendok teh serbuk biji mahoni dengan 1/3 cangkir air panas. Minum selagi hangat, 30 menit sebelum makan. lakukan 2-3 kali sehari.

13. CARA HERBAL MENGOBATI ASAM URAT - RHEUMATIKPara Ahli Herbal/Toga banyak yang menggunakan KUNIR PUTIH (Curcuma Zedoaria) untuk mengobati Asam urat-Rheumatik karena secara Klinis Kunir Putih banyak mengandung ALP : Anti Lipid Peroksidasi yang dapat menetralisir/mengurangi kelebihan Zat-zat tertentu di dalam tubuh. baik juga untuk mengobati : Darah tinggi, Diabetes dan Jantung koroner.
Kunir Putih(curcuma zedoaria) juga mengandung : Ribozome In Acting Protein/RIP serta Curcumin Anti Inflamasi untuk pengobatan penyakit kronis lainnya seperti : Tumor, Kanker, Polip, Amandel, Maag, Ambeien, Bronkhitis, Keputihan, Nyeri haid.

Cara membuat/mengolah Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) sebagai berikut :

* Beberapa siung Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) dicuci sampai bersih, adapun kulitnya jangan dikupas. Setelah bersih diiris tipis-tipis seperti mengiris bawang kemudian hasil irisan tersebut dijemur sampai kering. Setelah kerig ditumbuk atau digiling hingga menjadi bubuk halus.

Cara minum Kunir Putih (Curcuma Zedoaria) ada 2 cara :

1. Dengan cara Seduh : Campurkan 1 sendok teh (diperes) bubuk Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) dengan setengah gelas (200ml) air hangat, aduk sampai rata lalu diminum.
2. Dengan cara Kapsul : Masukkan 1 sendok teh (diperes) bubuk Kunir Putih(Curcuma Zedoaria) kedalam kulit kapsul kosong(bisa dibeli di Apotik) kemudian minum dengan air hangat.

Aturan Minum Kunir Putih (Curcuma Zedoaria) :
Pengobatan : 3 kali sehari (1 kapsul/1 sendok teh) sesudah makan.
Pencegahan : 1 kali sehari (1 kapsul/1 sendok teh) sesudah makan.
Peringatan : Tidak untuk ibu hamil, ibu menyusui bayi yang berusia kurang dari 5 bulan. dan Anak dibawah usia 2 tahun.

Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus B.B.S)
Kumis kucing tumbuh liar di sepanjang anak sungai dan selokan atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl.

Terna, tahunan, tumbuh tegak, tinggi 50-150 cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam.
Kumis kucing dapat diperbanyak dengan biji atau setek batang.

Sifat dan Khasiat
Herba kumis kucing rasanya manis sediit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran kencing.

kandungan Kimia
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri.

Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan.

Indikasi
Herba kumis kucing digunakan untuk pengobatan:

* Infeksi ginjal akut dan kronis
* Infeksi kandung kencing (sistitis)
* Kencing batu
* Sembaba karena timbunan cairan di jaringan (edema)
* Kencing manis (diabetes mellitus)
* Tekanan darah tinggi (hipertensi)
* Rematik gout

Cara Pemakaian
Rebus 30-60 g herba kering atau 90-120 g herba segar, lalau minum air rebusannya. Herba kumis kucing yang kering ataupun yang segar juga bisa diseduh, lalu diminum seperti teh.

Efek Farmakologis

1. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara in vitro sebagai berikut:
* Kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing dipengaruhi oleh kadar kalium dalam cairan infus dan kemungkinan adanya senyawalain yang menambah kelarutan kalsium batu ginjal.
* pada kadar infus 0.5%, 1% dan 2% kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung lebih baik daripada infus daun kumis kucing.
* Pada kadar infus 5%, 7.5% dan 10%, kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun kumis kucing lebih baik daripada infus daun tempuyung (Agus Tri Cahyo, FF UGM 1990)
2. Pada uji toleransi glukosa oral, pengaruh infus kombinasi daun sambiloto dan daun kumis kucing dibandingkan dengan infus kedua tumbuhan secara tunggal terhadap perubahan kadar glukosa darah kelinci diperoleh hasil sebagai berikut:
* Pemberian infus daun kumis kucing 0.129 g/kg bb tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan kontrol
* Pemberian infus daun sambiloto 0.3 g/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci secara nyata.
* Pembierian infus kombinasi (daun kumis kucing 0.129 g/kg bb dan daun sambiloto 0.3 g/kg bb) mempunyai efek penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan infus daun sambiloto saja, bahkan mempunyai efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamid (Minggawati, FF WIDMAN 1990)
3. Berdasarkan perbandingan khasiat peluruh kecing (diuretik) infus daun muda dan daun tua tanaman kumis kucing pada kelinci, diperoleh hasil bahwa infus 20% daun muda yang paling efektif sebagai diuretik (terutama pada menit ke -45). Selanjutnya, tidak ada peningkatan. Kesimpulannya, daun muda lebih efektif sebagai diuretik, awal kerja yang cepat dan masa kerja yang relatif singkat (Ninuk Kus Dasa Asiafri Harini, JB FMIPA UNAIR 1989).
4. Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam daun tua yang berbunga (0.365%), sedangkan yang terkecil berasal daru daun muda yang berbunga putih (0.095%).

Contoh Pemakaian
14. Infeksi ginjal, sembab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi.
Cuci herba segar kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30g, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.


15. Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyang-anyangan)
Sediakan herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Seteelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

16. Kencing Batu
Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Sambiloto (Andrographis paniculata Burm. f. Nees)I. Nama Daerah
Sumatera : pepaitan (Melayu); Jawa : ki oray, ki peurat, takilo, (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa); Indonesia : sambiloto.

II. Nama Asing
Lan He Lian (Cina), Cong Cong (Vietnam, dan Halviva (Inggris)

III. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
Sinonim : Justicia paniculata Burm., Justicia latebrosa Russ.

IV. Ciri Morfologi
a. Makroskopik
Batang tak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, berbentuk persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang,bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, panjang 2 cm sampai 7 cm, lebar 1 cm sampai 3 cm, rapuh tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun rata. Permukaan berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, dan berambut. Daun mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, panjang ± 2 cm, lebar ± 4 mm, kadang – kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping.permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar ± 2 mm. Permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol – tonjol. Pada penampang melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan, lembaga berwarna putih kekuningan.

b. Mikroskopik
Daun : epidermis atas terdiri dari sel berbrntuk segi empat, kutikula tipis, pada penampang tangensial tampak berbentuk poligonal, dinding samping lurus, tidak terdapat stomata. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel litosis yang berisi sistolit (mengandung banyak kalsium karbonat). Sel litosis umumnya lebih besar daripada sel epidermis, bentuk jorong atau bulat telur memanjang. Sistolit berbentuk jorong dengan permukaan bertonjolan hingga mirip rangkaian buah anggur, panjang 60 µm sampai 150 µm, lebar 30 µm sampai 80 µm. Rambut kelenjar banyak, terletak agak tenggelam dilapisan epidermis, sel pangkal kecil dan bersel satu. Kepala kelenjar terdiri dari beberapa sel, garis tengah kepala kelenjar 40 µm sampai 65 µm, tinggi 15 µm sampai 25 µm. Rambut penutup sangat sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun, berbentuk kerucut berujung tumpul, bersel 2, dinding tipis, berukuran panjang (30 µm sampai 125 µm). Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata sangat banyak, tipe diasitik dan bidiasitik, umumnya bidiasitik. Rambut kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah daripada di epidermis atas.jaringan palisade umumnya terdiri dari satu lapis sel, jarang yang 2 lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bunga karang, tersusun renggang dengan rongga udarayang besar. Di antara sel bungakarang terdapat juga sel litosis serupa dengan yang terdapat diepidermis. Berkas pembuluh tipe bikolateral.

Batang : Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang terentang tangensial, pada penampang tangensial terlihat berbentuk segi empat panjang, dinding samping lurus, kutikula agak tebal. Pada epidermis terdapat rambut kelenjar dan litosis seperti terdapat pada epidermis daun. Jaringan kolenkim terdapat di bawah epidermis, terutama pada sudut batang. Parenkim korteks terdiri dari beberapa lapis sel. Serabut perisikel berdinding tebal, agak berlignin, lumen sempit. Floem sekunder sedikit. Sebagian besar xilem sekunder terdiri dari serabut kayu. Pembuluh kayu bernoktah dan berpenebalan tangga tersebar. Empulur terdiri dari sel besar berbentuk poligonal, dinding bernoktah, sel empulur berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum, panjang hablur 15 µm sampai 50 µm.
Kelopak bunga : pada epidermis luar terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut penututp umumnya terdiri dari satu sel, kadang – kadang bersel 2, berbentuk kerucut, panjang 40 µm sampai 175 µm, dinding tebal, dan kutikula bergaris – garis. Rambut kelenjar terdapat dua tipe, tipe pertama serupa dengan rambut kelenjar pada daun, sedangkan tipe kedua memiliki tangkai kelenjar bersel 3 sampai 5 dan kepala kelenjar berbentuk serupa mangkok bersel banyak.
Kulit buah : Epidermis luar terdiri dari sel pipih berbentuk poligonal memanjang atau serupa serabut pendek berdinding agak tebal, dan kutikula tebal bergaris. Pada epidermis terdapat stomata serupa stomata pada daun dan terdapat juga rambut kelenjar dengan tangkai bersel banyak serupa rambut kelenjar tipe kedua pada kelopak bunga. Di bawah epidermis terdapat jaringan berisi zat berwarna cokelat kekuningan. Epidermis dalam terdiri dari satu sel lapis tipis, dinding tebal, dan bernoktah. Mesokarp terutama terdiri dari serabut sklerenkim berdindng tebal, bernoktah, dan berlignin. Di daerah sekat mesokarp terdiri dari parenkim bernoktah dan sel batu dengan lumen lebar, dinding tebal, noktah jelas, dan berlignin.
Biji : kulit biji terdiri dari satu lapis sel, pipih berpapila pendek, dinding tipis, dan kutikula tipis. Endosperm terdiri dari sel berbentuk bulat panjang, dinding tebal tidak berlignin, tak berwarna, umumnya tersusun radial, serta sel penuh berisi butir – butir minyak dan aleuron. Embrio selnya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, dan berisi butir – butir minyak.
Serbuk : Warna hijau kelabu, rasa sangat pahit. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan litosis; fragmen mesofil daun; rambut kelenjar dari kelopak bunga; rambut penutup kelopak bunga; sel batu dari sel kulit buah; epidermis kulit buah dengan stomata; berkas pembuluh; sistolit yang lepas dari sel; fragmen serabut kulit buah; fragmen endosperm dari biji; fragmen empulur batang; hablur kalsium oksalat berbentuk jarum jarang kelihatan.

V. Kegunaan dan Cara Pemakaian
Penyakit – penykit yang dapat disembuhkan antara lain adalah sebagai berikut :

17. Typhus
Daun segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dan tambahkan madu, diminum 3 kali sehari.

18. Kanker paru
Daun segar sebanyak 5o gram direbus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas air, minum 2 kali sehari sampai sembuh.

19. Kencing nanah
Setengah genggam daun direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas, saring, kemudian diminum 3 kali sehari.

20. Radang saluran nafas, radang paru

Daun kering sebanyak 10 gram direbus, kemudian diminum 3 kali sehari.

21. Diare

Daun sebanyak 15 gram direbus dengan 2 gelas air, kemudian diminum 2 kali sehari.

22. TBC paru

Daun kering sebanyak 15 gram direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, kemudian diminum 2 kali sehari.

23. Faringitis

Herba segar sebanyak 9 gram dikunyah dan ditelan


24. Batuk rejan atau pertusis

Tiga lembar daun sambiloto diseduh dengan air panas dan tambahkan sedikit madu. Minum larutan ini 3 kali sehari.


25. Hidung berlendir, sakit gigi

Sebanyal 9-15 g tanaman segar direbus dan lainnya diminum.

26. Obat tetes telinga

Tanaman segar dilumatkan dan diperas airnya. Teteskan air tersebut ke telinga.

27. Penambah nafsu makan

Siapkan daun sambiloto 10 helai. Selain itu, siapkan pula kulit dan batang tanamannya sebanyak 50 g. Bahan-bahan ini dicuci hingga bersih, kemudian rebus dengan 3000 cc air. Airnya cukup diminum segelas sehari. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat ditambahkan sedikit madu.

VI. Aktivitas Farmakologi

* Analgesik : pembunuh rasa sakit
* Anti-hyperglycaemic : memiliki efek menurunkan kadar gula darah
* Anti-inflamasi : mengurangi pembengkakan dan menghemat pengeluaran dari kapiler
* Antibakteri : perlawanan aktivitas bakteri, meskipun sambiloto tampak sebagai antibakteri aksi lemah, memiliki efek sangat bermanfaat dalam mengurangi diare dan gejala yang timbul dari infeksi bakteri
* Antimalaria : mencegah infeksi dan multiplikasi parasit dalam aliran darah
* Antihepatotoxic : menghilangkan racun hati
* Antipiretik: peredam demam, baik pada manusia dan binatang, yang disebabkan oleh beberapa infeksi atau racun
* Antithrombotic : pencegahan bekuan darah
* Antiviral : menghambat aktivitas virus, menghambat replikasi HIV
* Antioksidan : beroperasi melawan radikal bebas
* Cancerolytic : melawan bahkan bahkan membunuh sel-sel kanker
* Kardioprotektif : melindungi otot jantung
* m. Koleretik : mengubah sifat dan meningkatkan aliran empedu
* Depurative : membersihkan dan memurnikan sistem, khususnya darah
* Ekspektoran : pembersihan lendir dari sistem pernafasan.
* Hepatoprotektif : melindungi hati dan kantong empedu
* Hipoglisemiknya : peredam gula darah, protektif terhadap diabetes
* Immune Enhancer : meningkatkan fagositosis sel, menghambat replikasi HIV-1, dan meningkatkan CD4 dan limfosit T penting
* Trombolitik : eliminator bekuan darah
* Vermicidal : membunuh cacing usus

VII. Senyawa Kimia yang Terkandung
Komponen utama obat Andrographis adalah andrografolida. Ia memiliki rasa pahit yang sangat, adalah kristal tak berwarna dalam penampilan, dan disebut sebagai diterpen lakton. Bahan kimia obat lain juga prinsip-prinsip pahit: yaitu diterpenoids. deoxyandrographolide,-19ß-D-glukosida, dan neo-andrografolida, semua yang telah diisolasi dari daun. Selain pahit terkait disebutkan, komponen aktif lainnya termasuk 14-deoxy-11, 12 – didehydroandrographolide (andrographlide D), homoandrographolide, andrographan, andrographon, andrographosterin, dan stigmasterol – yang terakhir yang diisolasi dari persiapan Astrographis. Daun mengandung jumlah tertinggi andrografolida (2,39%), aktif fitokimia medicinally paling di pabrik, sedangkan biji mengandung terendah.
Kandungan andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin dalam sambiloto merupakan antibiotika alami. Zat ini membantu tubuh dari dalam untuk mengurangi risiko penuaan kulit dan menjaga fungsi organ tubuh dari efek radikal bebas. Ekstrak sambiloto mampu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi yang menurunkan kualitas organ dalam tubuh, termasuk jaringan kulit. Pemanfaatan herba ini biasanya dalam bentuk kering atau ekstrak daun, batang, akar, dan bunga agar tahan lama.
Sambiloto mengandung andrograpolid, deoksiandrograpolid, dan neograpolid pada seluruh bagian tanaman. Namun, bagian tanaman yang paling banyak mengandung andrograpolid adalah daun (sekitar 1%). Andrograpolid merupakan diterpenelaktode yang digunakan dalam membuat obat. Kandungan komponen aktif pada sambiloto dipengaruhi oleh mutu simplisia, karakter genetik (varietas), cara budi daya (kondisi lahan, tinggi tempat), dan penanganan pascapanen.
Kandungan senyawa fitokimia pada batang sambiloto lebih rendah dibanding pada daun, namun masih memenuhi standar mutu yang ditetapkan Materia Medika Indonesia (MMI). Oleh karena itu, seluruh bagian tanaman (batang, daun, dan buah) dapat digunakan sebagai simplisia. Secara umum senyawa – senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman sambiloto adalah sebagai berikut :

* Saponin
* Flavanoid
* Andrografolid
* Apigenin
* Tanin
* Neo- andrografolid
* Deoksi – andrografolid
* Homo – andrografolid
* Bis – andrografolid
* Dehidro – andrografolid
* Andrografid
* Panikulin
* Mineral (Kalium, kalsium, natrium)
* Asam kersik dan Damar

* Obat Herbal Sambiloto

Banyak sekali manfaat dari daun sambiloto ini, diantaranya adalah untuk mengobati penyakit diabetes atau kencing manis, tifus, dan ada juga yang mengatakan daun sambiloto juga bisa untuk penyakit gatal-gatal dan mencegah kanker, mungkin karena rasa pahit yang khas dari daun ini. Namun yang sudah banyak digunakan dan diakui khasiat dari daun ini adalah untuk mencegah malaria karena itu daun ini disebut juga obat anti malaria. Selain itu, ternyata daun ini juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh atau stamina.

* Obat Ejakulasi Dini
* Obat Herbal Wasir Kapsul Ekstrak
* Obat Herbal Usus Buntu Kapsul
* Obat Herbal TBC Kapsul Ekstrak

IX. Standar Kualitas Simplisia dan Ekstrak
Siplisia tanaman ini adalah Herba sambiloto (Andrographidis Herba) yang merupakan bagian di atas tanah tanaman Andrographis paniculata Burm. f. Ness.

* Kadar abu : tidak lebih dari 12 %
* Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 2,2 %
* Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 18 %
* Kadar sari yang larut dalam etanol : tidak kurang dari 9,7 %
* Bahan organik asing : tidak lebih dari 2 %
* Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
* Isi simplisia : asam kersik, damar logam alkali
* Penggunaan simplisia : diuretik, antipiretik

Kebutuhan sambiloto untuk industri obat tradisional di Indonesia mencapai 33,47 ton simplisia kering atau setara dengan 709,60 ton terna basah per tahun. Penggunaan terbesar terdapat di Jawa Tengah (523,93 ton), disusul Jawa Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.

X. Aspek Budidaya
Tanaman sambiloto belum banyak dibudidayakan. Tanaman ini diperbanyak secara vegetatif dengan setek pucuk, dan secara generatif dengan biji. Untuk pembudidayaan sambiloto dalam skala besar diperlukan penyediaan bibit yang seragam dan dalam jumlah yang banyak, padahal perkecambahan sambiloto tidak seragam. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan percobaan teknik penyemaian sambiloto untuk mendapatkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak.
Dilihat dari ekologi dan penyebarannya, tanaman sambiloto tumbuh di India, semenanjung Malaya, dan hampir di seluruh Indonesia pada tempat terbuka, di kebun, di tepi sungai, pada tanah yang gembur dan sering kali tumbuh dengan cara berkelompok. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1 m sampai 700 m di atas permukaan laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar